PINUSI.COM - Menjelang Imlek, banyak masyarakat Indonesia, baik Tionghoa maupun non Tionghoa, ikut serta menyiapkan pernak-pernik dan makanan khas. Orang-orang diketahui menerima atau menyajikan makanan berupa dodol, buah-buahan, dan suguhan lainnya, selama Tahun Baru Imlek.

Selain menyiapkan pernak-pernik dan hadiah, penganut Konghucu mengamati banyak tradisi dan pantangan, baik itu makanan atau melakukan sesuatu. Penasaran, makanan khas halal apa saja yang dimiliki umat muslim saat Imlek? Yuk, simak selengkapnya!

BACA LAINNYA: Imlek Sudah di Depan Mata, Jangan Sampai Memicu Kolesterol Naik!

1. Jeruk Santang

Makanan Tahun Baru Imlek halal pertama adalah San Tang Orange. Jeruk Santang yang identik dengan perayaan Imlek ini berukuran kecil dan tidak berbiji. Jenis jeruk ini memiliki rasa yang manis dan asam, sehingga akan terasa menyegarkan saat disantap.

2. Kue Keranjang

Kue ini merupakan kue khas Tahun Baru Imlek dan disajikan saat festival Konghucu. Kue ini berbentuk bulat yang melambangkan harapan akan keharmonisan keluarga dan persatuan yang abadi.

3. Ikan Bandeng

Selain itu, ikan bandeng juga menjadi makanan khas yang sering disantap saat Imlek. Keunikan dari makanan ini adalah kepala ikan bandeng harus diarahkan ke arah tamu.

BACA LAINNYA: Wajib Tau! Ini Hal yang Harus Kamu Lakukan Buat Persiapan Hari Raya Imlek

Ada filosofi untuk ini sebagai formalitas dan rasa hormat kepada orang-orang yang terlibat.

4. Lapis Legit

Salah satu makanan halal yang paling populer saat perayaan Imlek adalah Kue Lapis Legit. Biasanya menjelang Imlek, kue ini banyak dijumpai di berbagai pasar tradisional dan supermarket.

5. Mie Goreng (Shiu Mie)

Lalu, makanan khas Imlek yang halal adalah Mie Goreng atau Shiu Mie. Mie jenis ini biasa dikenal dengan nama Longevity May dan selalu disajikan saat acara atau tradisi Konghucu.

Makanan ini memiliki makna simbolis umur panjang, kebahagiaan hingga rezeki yang berlimpah. Mie ini juga sering disebut panjang umur karena mie ini dibuat atau dimakan dan tidak boleh terputus atau dipotong.

Editor : Cipto Aldi