Hikikomori: Menggali Akar Masalah Gangguan Kesehatan Mental Di Jepang

Oleh SuneniThursday, 16th November 2023 | 10:30 WIB
Hikikomori: Menggali Akar Masalah Gangguan Kesehatan Mental  Di Jepang
Hikikomori menjadi masalah kesehatan mental di Jepang (Foto: Youtube/Roanoke)

PINUSI.COM - Hikikomori, fenomena sosial yang muncul di Jepang, merujuk pada individu yang memilih untuk mengisolasi diri secara ekstrim dari interaksi sosial. Dalam video ini, penelusuran dilakukan untuk memahami akar masalah hikikomori dan memperoleh wawasan tentang pengaruhnya di masyarakat.

Mengenal Hikikomori

Hikikomori, yang artinya mengisolasi diri, tidak hanya mencakup isolasi fisik, tetapi juga penarikan psikologis yang ekstrim. Seringkali, individu yang mengalami hikikomori menghindari interaksi sosial dan mengurung diri dalam kamar selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Sejarah dan Perkembangan

Fenomena hikikomori pertama kali diperhatikan pada tahun 1990-an, ketika Jepang mengalami masa sulit secara ekonomi. Banyak anak muda mengalami kesulitan mencapai tujuan mereka, dan beberapa memilih untuk menarik diri dari masyarakat sebagai bentuk pelarian dari tekanan sosial.

Akar Masalah Hikikomori

Setelah riset mendalam, tiga akar masalah utama muncul sebagai penyebab terjadinya hikikomori di Jepang:

Tekanan Akademik dan Pekerjaan:

  • Sistem pendidikan yang kompetitif dan tekanan untuk berhasil dalam karir masa depan dapat menciptakan beban yang berat bagi individu. Kegagalan dalam mencapai standar dapat menyebabkan stigma sosial dan kegagalan dalam kehidupan.

Norma Sosial dan Budaya Konformitas:

  • Budaya konformitas di Jepang membuat individu merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan standar masyarakat. Ini dapat menciptakan tekanan psikologis yang signifikan, terutama bagi mereka yang merasa tidak sesuai atau berbeda.

Pola Asuh dan Status Ekonomi Keluarga:

  • Keluarga kelas menengah, yang mampu memberikan dukungan finansial kepada anak-anak mereka, seringkali memiliki harapan yang tinggi. Pola asuh yang overprotektif atau lembut dapat menciptakan stres berlebih pada anak-anak.

Belajar dari Jepang

Artikel ini menyarankan beberapa langkah untuk mengatasi masalah hikikomori, termasuk:

Ngeset Ekspektasi:

  • Menetapkan ekspektasi realistis terhadap diri sendiri tanpa menetapkan standar yang terlalu tinggi atau rendah.

Pentingnya Life Skills:

  • Mendorong pendidikan life skills, terutama di tingkat pertama, untuk membantu individu mengatasi tekanan budaya dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.

Konsultasi Profesional:

  • Mendorong individu yang mengalami masalah kesehatan mental untuk mencari bantuan profesional, seperti konsultasi dengan psikolog atau mentor yang bersertifikasi.

Hikikomori tidak hanya menjadi isu kesehatan mental tetapi juga mencerminkan permasalahan sosial dan budaya yang lebih luas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang akar masalahnya, langkah-langkah dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi fenomena ini, menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung.



Terkini

Samsung Galaxy S25 Series Siap Diluncurkan, Ini Bocoran Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
Samsung Galaxy S25 Series Siap Diluncurkan, Ini Bocoran Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
PinTect | Friday, 27th December 2024 | 16:32 WIB
Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
PinNews | Friday, 27th December 2024 | 15:57 WIB
Pemerintah Indonesia Tunda Penjualan iPhone 16, Harga iPhone 15 Turun Menjelang Akhir Tahun
Pemerintah Indonesia Tunda Penjualan iPhone 16, Harga iPhone 15 Turun Menjelang Akhir Tahun
PinTect | Friday, 27th December 2024 | 15:25 WIB
Fakta Menarik Drama Korea Squid Game Season 2
Fakta Menarik Drama Korea Squid Game Season 2
PinTertainment | Friday, 27th December 2024 | 14:22 WIB
Klarifikasi Fico Fachriza atas Tuduhan Penipuan terhadap Rekan Artis
Klarifikasi Fico Fachriza atas Tuduhan Penipuan terhadap Rekan Artis
PinTertainment | Friday, 27th December 2024 | 13:17 WIB
Mahfud MD Heran dengan Vonis Ringan untuk  Harvey Moeis
Mahfud MD Heran dengan Vonis Ringan untuk Harvey Moeis
PinNews | Friday, 27th December 2024 | 12:38 WIB
Lirik Dan Makna Lagu "Hall of Fame" oleh The Script ft. Will.i.am, Sermua Tentang Menjadi Juara Sejati!
Lirik Dan Makna Lagu "Hall of Fame" oleh The Script ft. Will.i.am, Sermua Tentang Menjadi Juara Sejati!
PinTertainment | Friday, 27th December 2024 | 11:27 WIB
Penyataan Hasto Kristiyanto Usai Ditetapkan Tersangka KPK, Hasto Kristiyanto: Kami Taat Hukum dan Siap Hadapi Risiko
Penyataan Hasto Kristiyanto Usai Ditetapkan Tersangka KPK, Hasto Kristiyanto: Kami Taat Hukum dan Siap Hadapi Risiko
PinNews | Friday, 27th December 2024 | 10:55 WIB
Teuku Ryzki Kecewa Pinjamkan Uang Ke Fico Fachriza
Teuku Ryzki Kecewa Pinjamkan Uang Ke Fico Fachriza
PinTertainment | Friday, 27th December 2024 | 10:31 WIB
Dua Dekade Tsunami Aceh: Memori Kelam dan Pelajaran Berharga
Dua Dekade Tsunami Aceh: Memori Kelam dan Pelajaran Berharga
PinNews | Friday, 27th December 2024 | 10:17 WIB
© 2024 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta