PINUSI.COM - Tanggal 26 Desember 2024 menandai 20 tahun sejak tsunami dahsyat melanda Aceh, mengubah wilayah ini menjadi saksi tragedi alam paling mematikan dalam sejarah modern. Peristiwa tersebut merenggut lebih dari 200.000 nyawa, menghancurkan infrastruktur, dan melumpuhkan perekonomian di daerah yang dikenal sebagai 'Serambi Makkah'.
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 9,1 menjadi pemicu gelombang tsunami tersebut. Berdasarkan laporan US Geological Survey (USGS), gempa terjadi pada pukul 07.59 WIB dengan pusat di koordinat 3,316° LU dan 95,854° BT. Gempa ini diakibatkan oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah lempeng Eurasia, dengan zona subduksi sepanjang Palung Sunda menjadi titik kritisnya.
Dampak Dahsyat Tsunami Aceh
Gelombang tsunami setinggi 30 meter menghantam pesisir Aceh kurang dari 30 menit setelah gempa. Dengan kecepatan mencapai 360 kilometer per jam, tsunami tidak hanya memporakporandakan Aceh, tetapi juga menimbulkan dampak besar di negara-negara lain, seperti Sri Lanka, India, Thailand, dan Somalia.
Lebih dari 600.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan kerusakan mencapai 139.000 rumah. Nilai kerugian diperkirakan sebesar USD 4,5 miliar atau setara Rp73 triliun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bencana ini sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern.
Pemerintah Indonesia bersama komunitas internasional bergerak cepat menangani dampak bencana. Tahap tanggap darurat berlangsung dari Januari hingga Maret 2005, dengan fokus pada evakuasi korban dan pemenuhan kebutuhan dasar.
Tahap rehabilitasi (April 2005-Desember 2006) memprioritaskan pemulihan infrastruktur, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah. Pada tahap rekonstruksi (2007-2010), pembangunan rumah menjadi fokus utama, dengan target mencapai 80.000 unit. Revitalisasi jalan nasional Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer juga dilakukan dengan dukungan internasional, termasuk USAID.
Indonesia juga mengembangkan sistem peringatan dini tsunami, melibatkan teknologi sensor gempa modern untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan.
Peringatan 20 Tahun Tsunami
Puncak peringatan dua dekade tsunami Aceh digelar di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada 26 Desember 2024. Acara ini melibatkan penyintas sebagai narasumber, pemutaran video dokumenter, ziarah qubra, dan doa bersama. Kegiatan lain seperti pameran foto bantuan pasca-tsunami di Museum Tsunami Aceh telah dimulai sejak November 2024.
Selain itu, Aceh International Forum 2024 mengusung tema "Religion, Togetherness, and Humanity" di Meulaboh dan Banda Aceh pada 23-25 Desember 2024. Pentas teatrikal dan pemutaran dokumenter memperlihatkan perjalanan pemulihan Aceh serta pentingnya mitigasi bencana di masa depan.
Tsunami Aceh tidak hanya menjadi tragedi, tetapi juga pelajaran mahal tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Melalui peringatan ini, masyarakat Aceh dan dunia diingatkan akan pentingnya solidaritas, kebersamaan, dan kemanusiaan.