Gol Telat Bayern Munchel Dibatalkan, Thomas Tuchel: Keputusan Itu Hampir Seperti Sebuah Pengkhianatan
Thomas Tuchel dan Bayern Munich marah setelah gagal mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir dalam kekalahan mereka di semifinal Liga Champions dari Real Madrid di Bernabeu, Kamis (10/5/2024) dini hari WIB. Foto: X@FabrizioRomano
PINUSI.COM – Thomas Tuchel mengkritik keputusan yang
dianggapnya merugikan Bayern Munchen, usai ofisial pertandingan membatalkan
gol telat Matthijs de Ligt, saat Bayern Munich tersingkir dari Liga Champions
UEFA oleh Real Madrid.
Kejadian ini terjadi pada menit ke-13 masa injury time,
ketika Bayern mengirimkan bola ke kotak penalti Madrid kepada Noussair Mazraoui, yang kemudian menyodorkan bola kepada bek Belanda tersebut.
Meskipun De Ligt
berhasil mencetak gol dengan tendangan voli, wasit memutuskan membatalkannya, karena hakim garis mengangkat bendera.
Baca Lainnya :
Tuchel dan beberapa pemain bereaksi dengan marah dan protes keras terhadap keputusan tersebut.
Tayangan ulang menunjukkan kemungkinan besar tidak terjadi
offside, dan hakim garis mungkin telah mengangkat benderanya terlalu
cepat.
"Kami mencetak satu gol, dan itu adalah keputusan yang sangat buruk dari hakim garis dan wasit."
"Rasanya hampir seperti sebuah pengkhianatan pada akhirnya karena keputusan itu."
"Hakim garis meminta maaf, itu tidak membantu."
"Untuk mengangkat bendera dalam keputusan seperti ini, dalam keputusan yang ketat di menit-menit terakhir.”
"Dan wasit
juga, wasit tidak harus bersiul. Dia melihat kami memenangkan bola kedua.”
Baca Lainnya :
"Untuk meniup peluit, itu adalah keputusan yang sangat, sangat buruk dan itu melanggar aturan."
"Itu adalah keputusan yang buruk dari keduanya, itu adalah sebuah bencana. Sulit untuk ditelan," tutur Tuchel.
Keputusan
tersebut menjadi perbincangan di antara para pandit TNT Sports, Owen Hargreaves dan Paul Scholes, dalam analisis pasca- pertandingan.
"Saya pikir hakim garis mengangkat benderanya terlalu dini."
"Hampir saja. Saya tidak yakin mereka berada dalam posisi offside."
"Hakim garis terlalu terburu-buru, dia harus menunggu, itulah aturannya sekarang."
"Itulah yang
kita lihat sepanjang waktu, kita selalu mengeluh tentang hakim garis yang tidak
mengangkat (bendera), dia langsung melakukannya.”
"Namun begitu bendera itu dikibarkan, mereka tidak bisa memberikan gol," ulas Scholes.
Hargreaves
menimpali, mencatat perasaan yang dirasakan oleh para pemain Bayern saat
itu.
”Itulah mengapa sepak bola begitu indah namun juga sangat mengerikan."
"Para pemain akan sangat kecewa pada musim yang sangat sulit bagi Bayern Munich," ucapnya.
Bayern telah
menempatkan satu kakinya di final ketika Alphonso Davies mencetak gol pada
menit ke-68, melakukan tusukan ke dalam dan melepaskan tembakan yang melewati
Andriy Lunin, berkat sebuah umpan yang luar biasa dari Kane.
Dengan gaya khas
Madrid, sang raksasa Spanyol menghantam Bayern dengan satu-dua cepat saat
mantan penyerang Stoke City, Joselu, mencetak dua gol.
Pemain asal
Spanyol tersebut mencetak gol penyeimbang di menit ke-88, saat ia bereaksi
dengan cepat setelah penjaga gawang Bayern, Manuel Neuer, menepis tendangan
Vinicius Jr.
Dia muncul dua
menit kemudian dengan mencetak gol kemenangan, menyambar umpan Antonio Rudiger
di depan gawang.
12 menit
kemudian, situasi offside terjadi, memastikan musim tanpa trofi pertama Bayern
sejak 2011-2012, dan membuat Harry Kane masih memburu penghargaan utama
pertamanya. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah