search:
|
PinRec

Buku Atlas of Sustainable Design in Yogyakarta Diluncurkan, Sandiaga Uno: Sangat Tepat Waktu dan Sangat Diperlukan

ragil dwisetya utami/ Sabtu, 23 Mar 2024 11:00 WIB
Buku Atlas of Sustainable Design in Yogyakarta Diluncurkan, Sandiaga Uno: Sangat Tepat Waktu dan Sangat Diperlukan

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi peluncuran buku Atlas of Sustainable Design in Yogyakarta.Foto: Kemenparekraf


PINUSI.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi peluncuran buku Atlas of Sustainable Design in Yogyakarta.

Ini merupakan karya 42 mahasiswa University of Technology Sydney (UTS) Australia, jurusan Desain, Fakultas Design, Architecture and Building, saat melakukan edutrip ke Yogyakarta tahun lalu yang didukung Kemenparekraf, Disperindag, dan Pemerintah Kota Yogyakarta. 

"Ini buku yang sangat tepat sekali waktunya dan sangat diperlukan, karena kita bicara mengenai pariwisata dan ekonomi kreatif hijau," kata Sandiaga saat menerima buku Atlas Sustainable Design in Yogyakarta, Senin (18/3/2024), di sela kegiatan The Weekly Brief With Sandi Uno, dikutip dari laman Kemenparekraf. 

Sandiaga berharap buku ini bisa memperkaya referensi, juga menjadi bagian dalam merancang kegiatan edutrip lainnya, yang akan mendorong promosi dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.  

"Terima kasih kepada Taman Wisata Candi Borobudur, juga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta, serta Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang sudah berkolaborasi," kata Sandiaga. 

Ketua Tim Pemasaran Pariwisata Pasar Australia dan Oceania Kemenparekraf/Baparekraf Laura Hudayati mengatakan, dukungan terhadap kegiatan edutrip dari UTS Australia merupakan upaya dari Kemenparekraf/Baparekraf dalam mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, melalui keterlibatan stakeholder pendidikan yang ada di originasi.

"Kebetulan UTS ada program rutin melakukan kegiatan perjalanan wisata ke luar negeri selama 14 hari bernama Program Global Work Studio, yang tujuannya untuk mengaplikasikan kreativitas desain mahasiswa dalam konsep lintas budaya," jelas Laura. 

Sementara, Sustainability Program Coordinator University of Technology Sydney Australia Kestity A Pringgoharjono mengatakan, pemilihan Yogyakarta sebagai tujuan kegiatan berdasarkan place-based approach, karena Kota Yogyakarta dinilai memiliki kelengkapan berbagai hal yang dapat menunjang studi mahasiswa mulai dari sejarah, sosial, budaya, desain, arsitektur, serta kreativitas. 

"Mahasiswa kami bagi ke dalam 14 kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan analisis terhadap satu pelaku UMKM dari sisi sustainability," cetus Kestity. 

Ia mengatakan, para mahasiswa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

Karena selain mengaplikasikan pembelajaran yang mereka dapat di kampus, para peserta juga berkesempatan berkunjung ke berbagai destinasi mulai dari Candi Borobudur, Candi Prambanan, kawasan Malioboro, menikmati kuliner khas Yogyakarta, dan lainnya.  

"Kami juga melakukan penanaman 200 pohon berkolaborasi dengan Komunitas Tanam Lestari dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Yogyakarta, sebagai persembahan kami untuk offset karbon emisi kami," papar Kestity. (*) 



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: ragil dwisetya utami

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook