search:
|
PinNews

Yen Jepang Terus Melemah Melewati 158 per Dolar AS

Fariz Agung Prasetya/ Selasa, 30 Apr 2024 02:30 WIB
Yen Jepang Terus Melemah Melewati 158 per Dolar AS

Yen Jepang mendekati level terendah sejak 1986. Foto: iStock


PINUSI.COM - Setelah sinyal-sinyal moderat dari Bank of Japan dan meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yen Jepang melemah lebih lanjut pada Hari Senin, membuat mata uang ini mendekati level terendah sejak 1986.

Bahkan ketika pasar Jepang ditutup untuk liburan, pasangan USDJPY, yang menghitung berapa banyak yen yang dibutuhkan untuk membeli satu dolar, melewati level 160, setelah apa yang disebut para analis sebagai flash crash pada Hari Jumat.

Pasangan mata uang USDJPY naik sebanyak 1% ke level tertinggi 34 tahun di 160,20.

Pasangan ini hampir mencapai level tertinggi sebelumnya, yang terjadi pada 1986, ketika AS mengancam akan memberlakukan sanksi perdagangan terhadap Jepang.

Setelah pertemuan Hari Jumat, Bank Sentral Jepang (BOJ) tidak memberikan sinyal jelas tentang kebijakan moneter dan melemahkan pasar mata uang.

Meskipun bank sentral menaikkan proyeksi inflasi untuk tahun-tahun mendatang, juga menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi, pertanyaan tentang seberapa besar kemungkinan BOJ untuk mengetatkan kebijakan moneter tahun ini muncul.

Di Bulan Maret, BOJ menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir, dengan alasan kenaikan inflasi yang diantisipasi akibat kenaikan upah yang tinggi tahun ini.

Namun, tindakan tersebut hanya memberikan dukungan singkat terhadap yen.

Perkiraan BOJ untuk inflasi yang lebih tinggi menjadi lebih dipertanyakan, karena inflasi secara signifikan lebih lembut dari perkiraan data inflasi Tokyo, yang berfungsi sebagai sinyal untuk Jepang.

Data yang dirilis pada Jumat menunjukkan, inflasi di Bulan April telah turun di bawah tingkat target tahunan 2% bank sentral.

Namun, kekhawatiran yang terus berlanjut tentang perbedaan yang luas antara suku bunga AS dan Jepang, merupakan tekanan terbesar terhadap yen, di luar sinyal domestik yang tidak menguntungkan.

Spekulasi bank sentral tidak akan terlalu cepat untuk mulai memangkas suku bunga meningkat, karena data Indeks harga PCE AS, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, muncul lebih tinggi dari perkiraan Bulan Maret.

Dolar melonjak setelah data Power Consumption Efficiency (PCE), menekan yen juga.

Sebagian besar orang mengantisipasi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga selama pertemuan akhir pekan ini, dan mereka juga diharapkan memberikan pandangan yang lebih hawkish.

Bank sentral diperkirakan baru akan mulai memangkas suku bunga pada kuartal keempat, atau pada Bulan September.

Kekhawatiran intervensi tidak banyak membantu menghentikan penurunan yen pada pasangan USDJPY secara efektif.

Para trader percaya intervensi pasar mata uang oleh pemerintah akan menarik.

Tidak ada bukti 155 adalah titik di mana pemerintah akan membiarkan yen melemah.

Meskipun para pejabat Jepang memberikan peringatan lisan terus-menerus, kurangnya tindakan dapat menunjukkan sumber daya yang terbatas untuk mencegah pelemahan yen.

Ekonomi Jepang, yang sangat bergantung pada ekspor, juga mendapat manfaat dari yen yang lebih lemah. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fariz Agung Prasetya

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook