search:
|
PinNews

Ekonomi Hijau dan Biru Dongkrak Kinerja Sektor Parekraf

Jumat, 28 Jun 2024 08:15 WIB
Ekonomi Hijau dan Biru Dongkrak Kinerja Sektor Parekraf

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Foto: Antara


PINUSI.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa implementasi ekonomi biru, hijau, dan sirkular sebagai salah satu praktik berkelanjutan dapat mendukung peningkatan kinerja sektor pariwisata dan ekonomi Indonesia.

“Hal ini yang kemudian membuat peringkat Indonesia pada Travel and Tourism Development Index 2024 menempati peringkat 22 yang sebelumnya berada di peringkat 32. Kita nomor enam di kawasan Asia-Pasifik dan di ASEAN kita peringkat dua,” kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangan di Jakarta, Kamis (27/6).

Sandiaga yang hadir dalam "Annual Meeting of The New Champions ke-15 tahun 2024" di Dalian, Tiongkok yang diinisiasi oleh World Economic Forum ini mengatakan, untuk mencapai peringkat tersebut tidaklah mudah.

Indonesia melalui Kemenparekraf berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait terus berupaya mengutamakan kualitas dan keberlanjutan dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Kendati demikian, Indonesia masih berada di bawah Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam dalam hal jumlah wisatawan. Lantaran Indonesia mengutamakan wisatawan dengan lama tinggal yang lebih lama dan pengeluaran yang lebih banyak.

Selain itu, sederet program atau kebijakan juga dilakukan Indonesia untuk memperkuat kinerja pariwisata di antaranya program desa wisata yang diyakini mampu mengangkat kearifan lokal, meningkatkan investasi hijau di sektor pariwisata, hingga pengaturan cuti dan hari libur nasional.

Di sisi lain ada tantangan yang perlu diantisipasi oleh pelaku industri dengan baik, di antaranya ketegangan geopolitik yang tentunya berpengaruh terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif hingga peningkatan tingkat inflasi.

“Namun tantangan ini masih terkendali di Indonesia bahkan secara global,” pungkasnya.



Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook