PINUSI.COM - Zaenal Muttaqien, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), menegaskan bahwa tidak ada tindakan perundungan yang dilakukan oleh senior terhadap dr. Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Undip. Pernyataan ini berdasarkan rekaman suara dr. Aulia yang ditemukan sebelum kematiannya.
"Dari data rekaman suara yang bersangkutan menjelang sakit, tidak ditemukan satu pun kata yang mengarah pada tuduhan atau bukti bahwa ada bentuk perundungan dari individu ke individu, atau dari senior ke junior," kata Zaenal, dikutip dari CNN Indonesia TV, Selasa (3/9).
Zaenal menjelaskan bahwa dalam rekaman tersebut, dr. Aulia hanya mengeluhkan beban kerja yang berat, tanpa menyebutkan adanya perundungan. "Semua yang disampaikan oleh yang bersangkutan terkait beban kerja sebagai pelaksana pelayanan di bawah tanggung jawab dokter spesialis di Rumah Sakit Kariadi," tambahnya.
Baca Juga: Polisi Selidiki Dugaan Perundungan dalam Kasus Bunuh Diri Mahasiswi Undip
Temuan Kemenkes dan Penghentian Sementara Program Studi
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan adanya indikasi pemalakan dalam bentuk permintaan uang dalam kasus yang melibatkan dr. Aulia. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengungkapkan bahwa investigasi mereka menunjukkan adanya permintaan uang antara Rp20 juta hingga Rp40 juta per bulan kepada dr. Aulia.
"Permintaan uang ini memberatkan dr. Aulia dan keluarganya, dan diduga menjadi pemicu tekanan yang dialami almarhumah selama proses pembelajaran," ujar Syahril dalam keterangannya pada Minggu (1/9).
Baca Juga: Keluarga Mahasiswi Kedokteran Undip Bantah Tewas Akibat Bunuh Diri
Sebagai langkah responsif, Kemenkes memutuskan untuk menghentikan sementara program studi anestesi FK Undip di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Penghentian ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Azhar Jaya, melalui surat resmi yang ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi.
Penyebab Kematian dan Investigasi Lanjut
Menurut hasil visum Polrestabes Semarang, dr. Aulia diketahui meninggal akibat overdosis obat Roculax, sejenis obat anestesi yang digunakan untuk meregangkan otot saat tindakan operasi. Diketahui, korban menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya sebelum meninggal.
Baca Juga: Polisi Dalami Kasus Kematian Mahasiswi PPDS Undip, Fokus pada Teman Dekat dan Motif
Selain itu, polisi juga menemukan buku catatan harian milik dr. Aulia yang mengungkapkan kesulitannya selama menempuh pendidikan kedokteran. Dalam catatan tersebut, ada indikasi tentang perlakuan kurang baik dari para seniornya, namun hingga kini polisi belum menemukan bukti kuat yang menunjukkan adanya perundungan.
Sementara itu, Kemenkes tetap melanjutkan investigasi untuk memastikan kebenaran di balik kasus ini dan memastikan perlindungan bagi para mahasiswa kedokteran di masa depan.