search:
|
PinRec

Pai Susu, Camilan Khas Sumber Penghasilan Warga Bali

Sarah Salsabilla/ Jumat, 19 Mei 2023 12:00 WIB
Pai Susu, Camilan Khas Sumber Penghasilan Warga Bali

PINUSI.COM - Pai susu khas Bali kerap membuat penggemarnya tidak bisa berhenti mengunyah.

Kue ini memiliki ciri khas berbeda. Pai susu termasuk jenis pastry yang populer di negara barat.

Di negara asalnya, pai dicetak bundar dengan diameter mencapai 4-5 cm, lalu diisi dengan egg custard yang terdiri dari campuran susu, telur, dan gula.

BACA LAINNYA: Kombinasi Smoothies Ini Ampuh Turunkan Kolesterol Tinggi

Pai susu diperkenalkan di berbagai kafe dan toko roti barat, untuk bersaing dengan restoran dimsum, terutama yum cha.

Selama ledakan ekonomi tahun 1950-an dan 1960-an, Lu Yu Teahouse memimpin bisnis dengan pai susu mininya.

Pai susu pertama kali diperkenalkan di Bali pada tahun 1990-an, oleh warga Bali bernama Rai.

BACA LAINNYA: Atasi Rambut Kusam Cuma Pakai Dua Bahan Alami

Rai adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi memasak dan mencoba resep baru.

Ia menciptakan kudapan pai susu menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar rumahnya.

Pai susu menjadi produk andalan khas Bali yang sering dijual sebagai oleh-oleh untuk para wisatawan.

BACA LAINNYA: Begini Resep Bikin Jasuke yang Lezat dan Mudah

Kudapan ini menjadi salah satu ciri khas Bali, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.

Pai susu juga menjadi sumber penghasilan masyarakat Bali. Banyak orang yang membuka usaha pai susu dengan berbagai varian rasa dan bentuk kemasan yang menarik.

Tak lama kemudian, pai susu menjelajahi kafe dan toko-toko roti di Amerika dan Eropa.

BACA LAINNYA: 4 Makanan Sehat yang Punya Sejuta Manfaat

Namun, ada perbedaan yang mendasar antara pai susu Hong Kong dan pai susu Portugis yang memiliki Pastel De Nata ini.

Pinggiran pai Susu Hong Kong lebih memilih menggunakan pinggiran puff pastry, sedangkan Pai Susu Portugis berupa shortcrus pastry. (*)

https://pinusi.com/pinhealth/simak-5-peralatan-dapur-ini-punya-masa-kedaluwarsa/

Editor: Yaspen Martinus



Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook