search:
|
PinNews

Atlet Dayung Berlatih di Tengah Busa Limbah BKT Marunda, Ini Respons Pj Gubernur Jakarta

Dita Saputri/ Rabu, 08 Mei 2024 19:00 WIB
Atlet Dayung Berlatih di Tengah Busa Limbah BKT Marunda, Ini Respons Pj Gubernur Jakarta

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono tak banyak berkomentar soal nasib atlet dayung, yang berlatih di tengah limbah busa aliran BKT Marunda, Jakarta Utara. Foto: PINUSI.COM/Dita Saputri


PINUSI.COM - Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono tak banyak berkomentar soal nasib miris atlet dayung, yang harus berlatih di tengah limbah busa aliran BKT Marunda, Jakarta Utara.


Orang nomor satu di Jakarta itu hanya menyebut, masalah itu bakal segera diselesaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).


“Ya itu nanti biar Dinas (Lingkungan Hidup) yang bereskan,” ucapnya saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2024).


Eks Wali Kota Jakarta Utara ini pun tak membeberkan lebih lanjut terkait kapan masalah lingkungan itu bakal diselesaikan.


Ia juga tak menjelaskan lebih jauh soal kemungkinan memindahkan lokasi latihan atlet dayung tersebut ke lokasi yang lebih layak.


Sebelumnya, viral di media sosial foto yang memperlihatkan seorang atlet dayung tengah berlatih di tengah gumpalan busi di aliran Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.


Dalam foto tersebut tampak gumpalan menutup hampir seluruh tempat atlet dayung berlatih.


Busa tersebut diduga berasal dari limbah.


Wakil Ketua Umum 2 Pengurus PODSI (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia) Jakarta Farok Togolobe mengatakan, atlet dayung ini berlatih untuk menyambut PON di Aceh-Sumatera Utara. 


Menurutnya, para atlet terganggu saat berlatih, lantaran perahu atau kayaknya terkena busa.


"Terganggu, tapi untungnya areanya tidak terlalu luas, kurang lebih 500 meter."


"Area latihan kami ke laut aman 10 kilometer," ungkap Farok di lokasi, Selasa.


Farok menjelaskan, latihan yang sudah dijalankan sejak 10 tahun di lokasi ini, masih terbilang aman meski banyak busa. 


Namun, ia mengeluhkan banyaknya sampah di aliran BKT tersebut.


"Di sini lumayan aman, jalurnya juga jauh dari ombak dan angin."


"Hanya saja kendalanya banjir dan sampah," tutur Farok.


Para atlet juga harus langsung mencuci perahu setelah dipakai berlatih, agar perahu tidak berkarat.


"Perahu langsung dicuci menggunakan sabun agar tidak rusak dan karat, karena ini juga airnya mengandung laut dan garam," jelasnya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Dita Saputri

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook