Liga Primer Siapkan Skema Luxury Tax untuk Atasi Pengeluaran Berlebih
![Liga Primer Siapkan Skema Luxury Tax untuk Atasi Pengeluaran Berlebih](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001712297059GKO2x_5WUAAPpN5.jpg)
Klub-klub Liga Primer Inggris mendorong menghapus pengurangan poin, demi sistem denda luxury tax yang baru. Foto: X@YohaigNG
PINUSI.COM – Klub-klub Liga Primer Inggris mendorong menghapus pengurangan poin, demi sistem denda luxury tax yang baru.
Klub-klub sedang
berdiskusi mengenai perubahan pada Profit and Sustainability Rules (Peraturan
Keuntungan dan Keberlanjutan) saat ini, yang telah membuat Everton dan
Nottingham Forest mendapatkan pengurangan poin karena pengeluaran yang
berlebihan.
Ada proposal mendenda klub untuk pelanggaran yang lebih kecil dari batas PSR, tetapi
para petinggi Liga Primer bersikeras, sanksi olahraga akan dan harus
tetap ada dalam mekanisme pungutan yang baru.
Baca Lainnya :
Mereka percaya tidak adanya pengurangan poin akan memungkinkan para pemilik miliarder menghancurkan sifat kompetitif dari Liga Primer, dan mereka mengatakan tidak ada dalam proposal yang ada saat ini untuk menghapusnya sepenuhnya.
Forest dikurangi
empat poin, Everton kehilangan enam poin, dan the Toffees menghadapi hukuman
lain untuk pelanggaran kedua dari kerugian maksimum saat ini sebesar £35 juta
(sekitar Rp700 miliar) per tahun, atau £105 juta (sekitar Rp2,1 triliun) selama
tiga tahun.
Namun, klub-klub
tersebut sedang melakukan pemberontakan terbuka atas PSR, dan hal tersebut
memiliki efek yang sangat besar untuk setiap potensi kesepakatan finansial
dengan EFL.
Baca Lainnya :
Klub-klub Liga
Primer bersikeras mereka tidak dapat menyetujui kesepakatan apa pun
dengan EFL, karena hal tersebut dapat merugikan mereka masing-masing hingga £9
juta (sekitar Rp180 miliar) per tahun, ketika mereka tidak mengetahui anggaran
mereka, karena sistem PSR yang baru belum disetujui, dan berpotensi menggerogoti
jatah kerugian mereka sebesar £35 juta (sekitar Rp700 miliar).
Klub-klub
khawatir batasan pengeluaran yang ketat juga berpotensi menghentikan
mereka, untuk menarik bintang-bintang besar seperti Kylian Mbappe ke Liga
Primer.
Everton telah bersikeras mereka akan membangun sebuah stadion baru, sedangkan Forest menghabiskan banyak uang untuk membeli pemain baru, demi bertahan di Liga Primer.
Manchester City juga telah mengambil kasus hukum melawan Liga Primer
atas perjanjian pihak terkait.
Klub-klub papan atas seperti City dan Newcastle memiliki kekuatan belanja yang lebih besar, dan PSR didatangkan untuk mencoba memastikan Liga Primer tetap kompetitif.
Namun,
setelah menghukum Forest dan Everton, bukan hanya the Big Six yang terkena
dampaknya.
Sistem luxury
tax digunakan dalam olahraga Amerika, seperti bola basket dan bisbol, untuk menghukum tim yang melanggar batas gaji.
Denda kemudian
akan disebarkan di antara klub-klub yang tetap berada di dalam aturan, atau
didistribusikan kembali ke EFL.
Mereka juga
melihat adanya peningkatan kerugian dengan adanya inflasi, tingkat rasio biaya
skuad, dan sistem baru apa pun harus membayangi dan berjalan sesuai sistem PSR saat ini untuk musim pertama, hingga diperkenalkan sepenuhnya.
Liga Primer sedang berkonsultasi penuh dengan klub-klub, dan berada di bawah tekanan untuk
mencapai kesepakatan baru pada akhir musim, sehingga dapat dipilih pada Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah