Empat Pelaku Rasisme kepada Kiper AC Milan Mike Maignan Dilarang Menonton Sepak Bola Seumur Hidup
Empat pendukung Udinese yang melakukan pelecehan rasial terhadap kiper Mike Maignan. (Foto: Gabriele MENIS/ANSA/AFP)
PINUSI.COM - Empat pendukung Udinese yang melakukan
pelecehan rasial terhadap kiper Mike Maignan saat pertandingan Serie A melawan
AC Milan, dilarang menonton sepak bola seumur hidup.
Permainan sempat dihentikan sejenak selama pertandingan pada
20 Januari 2024 lalu, saat pemain internasional Prancis itu berjalan keluar
lapangan, diikuti oleh rekan setimnya.
Pemain berusia 28 tahun ini mengaku mendengar
'suara-suara monyet; dari sebagian pendukung tuan rumah, ia juga
menyerukan agar fans tersebut diberi sanksi yang sangat berat.
Para pelaku kini
tak lagi bisa hadir di Bluenergy Stadium, mereka juga telah dilarang
hadir di seluruh stadion di Italia selama lima tahun.
"Udinese Calcio dapat mengonfirmasi mereka telah mengidentifikasi empat individu lebih lanjut terkait insiden diskriminasi terhadap pemain AC Milan, Mike Maignan."
"Orang-orang
ini juga akan dilarang masuk ke Bluenergy Stadium seumur hidup.”
Baca Lainnya :
"Seperti
yang telah terjadi sejak awal, klub telah melanjutkan pekerjaannya bersama
polisi, menegaskan kembali tekad mutlak untuk menghukum para pelaku sebagai
bukti komitmen konkret terhadap segala bentuk diskriminasi," ujar pihak klub.
Larangan lima
tahun adalah hukuman maksimal yang dapat diberikan oleh pihak berwenang kepada
pelanggar atas pelecehan rasis di pertandingan sepak bola.
Namun, hukuman
ini bersifat dinamis, sehingga klub lain dapat menerapkan hukuman yang
lebih berat demi menimbulkan efek jera bagi pelaku.
Udinese telah
melarang seorang penggemar lainnya seumur hidup karena insiden tersebut,
sementara polisi Italia telah mengidentifikasi tersangka lebih lanjut setelah
menganalisis rekaman video dari dalam stadion.
Baca Lainnya :
Klub juga harus
memainkan satu pertandingan secara tertutup, sanksi tersebut dijatuhkan oleh
hakim olahraga Serie A Gerardo Mastrandrea. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah