Carlo Ancelotti Bantah Tak Bayar Pajak, Status Kependudukan Jadi Inti Masalah
Jaksa penuntut di Madrid mengatakan pada hari Rabu (6/3/2024) bahwa mereka menuduh Ancelotti atas dua tuduhan penipuan pajak dan meminta hukuman penjara empat tahun sembilan bulan. Foto: X@vini_ball
PINUSI.COM – Manajer Real Madrid Carlo Ancelotti, membantah melakukan penggelapan pajak.
Jaksa penuntut Spanyol
menuduhnya melakukan penipuan pajak, dengan menyatakan Ancelotti menggunakan
perusahaan-perusahaan fiktif untuk menyembunyikan sebagian pendapatannya, selama
masa jabatan pertamanya di klub tersebut, satu dekade lalu.
Baca Lainnya :
Jaksa penuntut di Madrid pada Rabu (6/3/2024), menuduh Ancelotti atas dua kasus penipuan pajak, dan menuntut hukuman penjara empat tahun sembilan bulan.
Mereka menuduh pelatih asal Italia itu telah melakukan
penipuan sebesar 1 juta euro pada 2014 dan 2015, dengan hanya melaporkan
pendapatan yang diterimanya dari Real Madrid, dan tidak melaporkan pendapatannya
dari image rights.
Ancelotti menanggapi tuduhan tersebut untuk pertama kalinya
setelah hasil imbang 1-1 melawan Leipzig di Liga Champions pada Rabu (6/3/2024)
malam.
Baca Lainnya :
Ia mengatakan, masalah tersebut terkait dengan apakah
ia seharusnya dianggap sebagai penduduk legal pada saat itu.
"Otoritas pajak mengatakan bahwa saya adalah penduduk
pada saat itu, dan saya tidak berpikir bahwa saya adalah penduduk."
"Saya sudah membayar denda, uangnya ada pada mereka, dan sekarang para pengacara sedang berbicara untuk mencari solusi."
"Saya yakin tidak bersalah, bahwa saya bukan penduduk pada tahun 2015, dan mereka berpikir bahwa saya adalah penduduk."
"Kita lihat saja apa yang akan diputuskan oleh hakim," kata Ancelotti, setelah tim asuhannya memastikan satu tempat di perempat final Liga Champions..
Banyak pemain dan
manajer profesional yang mendirikan perusahaan, yang memiliki hak untuk
menggunakan nama dan citra mereka untuk tujuan komersial.
Namun, jaksa
penuntut mengeklaim Ancelotti membuat sistem perusahaan fiktif yang membingungkan, untuk menyembunyikan penghasilan tambahannya.
Ancelotti diduga
menggunakan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki aktivitas nyata yang
berbasis di luar Spanyol.
Jaksa mengatakan
Ancelotti tidak melaporkan pendapatan terkait hak citra yang mencapai 1,2 juta
euro (sekitar Rp20,4 miliar) pada 2014, dan hampir 3 juta euro (sekitar
Rp54,5 miliar) pada 2015, juga tidak melaporkan dua properti yang
dimilikinya di luar negeri.
Mereka mengatakan, sang pelatih akhirnya menerima pengembalian pajak sebesar hampir 40.000
euro (sekitar Rp681 juta) untuk tahun 2014, dan 530.000 euro (sekitar Rp9 miliar)
untuk 2015. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah