Aturan Sponsor Jadi Sengketa, Manchester City Gugat Liga Primer Inggris
![Aturan Sponsor Jadi Sengketa, Manchester City Gugat Liga Primer Inggris](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001717559389Snapinsta_app_447206578_1034434348046400_7450517478850899287_n_1080.jpg)
Manchester City mengambil langkah hukum terhadap Liga Primer, terkait aturan Transaksi Pihak Terkait (Associated Party Transaction/APT). Foto: Instagram@mancity
PINUSI.COM - Manchester City mengambil langkah hukum yang belum
pernah dilakukan sebelumnya terhadap Liga Primer, sejak awal mula tuduhan FFP
sebanyak 115 pelanggaran, seperti yang diungkapkan oleh The Times.
Namun, gugatan ini berfokus pada aturan Transaksi Pihak Terkait
(Associated Party Transaction/APT) liga, yang mengatur kesepakatan komersial
dan sponsor, dengan perusahaan yang dimiliki atau terkait dengan pemilik klub.
Saat ini, aturan tersebut mewajibkan penilaian independen
terhadap transaksi semacam itu, untuk memastikan nilai pasar yang wajar, dan
telah menjadi subjek pengawasan ketat selama beberapa waktu.
Pada Februari, klub-klub Liga Primer memilih menerapkan aturan yang lebih
ketat mengenai bagaimana transaksi tersebut harus dinilai.
Manchester City telah mengambil langkah hukum terhadap Liga
Primer terkait aturan Transaksi Pihak Terkait (Associated Party
Transaction/APT).
Aturan ini
mengatur kesepakatan komersial dan sponsor dengan perusahaan yang dimiliki atau
terkait dengan pemilik klub.
Baca Lainnya :
Aturan tersebut,
yang pertama kali diperkenalkan pada Desember 2021 setelah penjualan Newcastle United ke Dana Investasi Publik Arab Saudi, bertujuan mencegah klub
menggelembungkan nilai kesepakatan komersial dengan perusahaan yang berhubungan
dengan pemiliknya.
Penilaian
independen terhadap transaksi semacam itu diperlukan untuk memastikan nilai
pasar yang wajar.
Namun, The Times
melaporkan, Manchester City berpendapat aturan ini melanggar
hukum, dan mereka ingin meminta ganti rugi atas pendapatan yang hilang
karena aturan tersebut.
Dalam dokumen
hukum setebal 165 halaman, City mengeklaim mereka menjadi korban
diskriminasi.
Mereka juga
menyatakan proses pengambilan keputusan Premier League, yang membutuhkan
persetujuan dari 14 dari 20 klub, adalah bentuk tirani mayoritas.
Sengketa ini akan
diselesaikan melalui sidang arbitrase swasta yang berlangsung selama dua
minggu, dimulai pada Senin (3/6/2024) lalu.
Sebanyak 19 klub
lainnya telah diundang untuk berpartisipasi dalam proses hukum ini, dengan 10-12 klub dilaporkan akan hadir.
Mereka akan
memberikan pernyataan saksi atau surat yang merinci bukti, untuk mendukung
pembelaan Liga Primer terhadap klaim Manchester City.
Hasil dari
pertarungan hukum ini bisa berdampak pada sidang dengar pendapat City terkait
115 tuduhan pelanggaran aturan financial fair play, yang dijadwalkan
berlangsung pada November mendatang.
Keputusan dalam
sengketa ini akan sangat penting, karena dapat mempengaruhi cara aturan
financial fair play diterapkan di masa mendatang, dan bagaimana klub-klub harus
menyesuaikan kesepakatan komersial mereka dengan perusahaan yang terkait dengan
pemilik mereka. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah