search:
|
PinRec

Sering Nyeri Sendi Saat Haid? Begini Cara Mengatasinya

Suneni/ Minggu, 02 Jun 2024 08:00 WIB
Sering Nyeri Sendi Saat Haid? Begini Cara Mengatasinya

Nyeri sendi saat menstruasi juga bisa dipengaruhi oleh faktor nutrisi. Foto: Freepik/topstockstudio


PINUSI.COM - Dismenore adalah gejala umum yang didefinisikan sebagai ketidaknyamanan sendi selama menstruasi.


Rahim berkontraksi akibat pelepasan prostaglandin sepanjang siklus menstruasi, salah satu perubahan hormonal yang menyebabkan rasa sakit ini.


Kontraksi ini dapat menyebabkan nyeri dan peradangan yang menyebar ke pinggul, punggung bawah, dan persendian.


Nyeri sendi saat menstruasi merupakan masalah yang banyak dialami wanita.


Ketidaknyamanan ini terutama disebabkan oleh fluktuasi hormonal, khususnya penurunan kadar estrogen dan progesteron.


Perubahan ini dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada berbagai persendian.


Selain itu, pelepasan prostaglandin dapat menyebabkan nyeri di area lain, termasuk pinggul dan punggung bawah.


Nyeri sendi saat menstruasi juga bisa dipengaruhi oleh faktor nutrisi.


Asupan nutrisi penting yang tidak memadai seperti magnesium, kalsium, dan asam lemak omega-3, dapat memperburuk peradangan dan nyeri.


Magnesium membantu relaksasi otot dan mengurangi produksi prostaglandin, yang bertanggung jawab atas kram menstruasi dan nyeri sendi.


Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang dan sendi, sedangkan asam lemak omega-3 memiliki sifat anti-inflamasi.


Makanan yang kaya nutrisi seperti, sayuran berdaun hijau, produk susu, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian, dapat membantu mengatasi nyeri sendi menstruasi.


Penanganan nyeri ini dapat diatasi dengan penyesuaian gaya hidup dan intervensi medis.


Olahraga teratur seperti yoga dan berenang, dapat membantu meringankan rasa sakit, dengan meningkatkan sirkulasi dan mengurangi peradangan.


Untuk nyeri yang lebih parah, penggunaan obat yang dijual bebas seperti ibuprofen dapat meredakan nyeri, namun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan pengobatan apa pun. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Suneni

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook