Mengenal Silent Treatment dalam Hubungan dan Cara Menghadapinya
Komunikasi adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat. Foto: Pinterest/Vecteezy
PINUSI.COM - Dalam menjalani
hubungan romantis, komunikasi adalah salah satu pilar utama yang membangun
fondasi yang kuat dan sehat.
Namun, terkadang masalah timbul, dan salah
satu pasangan memilih berdiam diri daripada membicarakannya.
Hal ini dikenal sebagai 'silent treatment'
alias perlakuan diam.
Baca Lainnya :
Apa Itu Silent Treatment?
Silent treatment adalah sikap di mana seseorang memilih diam daripada berbicara tentang permasalahan yang dihadapi dalam hubungan.
Alasan di balik perlakuan ini bisa bervariasi, mulai dari ingin memiliki waktu untuk diri sendiri, sedang kewalahan, hingga sikap egois.
Orang yang menerima silent treatment sering kali merasa dirugikan dan
dihantui pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa yang sebenarnya
terjadi? "Apa masalahnya?" Atau "apa yang salah dari
diriku?"
Tanda-tanda Silent Treatment
Beberapa tanda seseorang sedang
memberikan silent treatment dalam hubungan meliputi:
- Tidak membalas pesan ketika sedang
membahas permasalahan atau konflik.
Baca Lainnya :
- Mengabaikan pasangan secara
terang-terangan tanpa alasan yang jelas.
- Tidak jujur dalam menjelaskan perasaannya
dan menggunakan kata-kata "tidak apa-apa" sebagai perlindungan.
- Pasangan yang menerima perlakuan diam
merasa gelisah, bersalah, dan merasa kurang dihargai.
- Pasangan dibuat bingung dengan tingkah
laku yang tidak konsisten dari pasangan mereka.
Efek Perlakuan Diam dalam Hubungan
Silent treatment bukanlah cara produktif untuk mengatasi perselisihan dalam hubungan.
Komunikasi yang jelas dan terbuka penting untuk membangun hubungan yang sehat.
Perlakuan diam hanya membuat hubungan menjadi goyah dan meningkatkan jarak emosional antara pasangan.
Pasangan yang menerima perlakuan ini mungkin meragukan niat pasangan lain, dan
merasa tidak yakin apakah mereka bisa mengandalkan pasangan mereka di masa
depan.
Cara Menghadapi Silent Treatment
Bagi pasangan yang menerima silent
treatment, ada beberapa cara untuk menghadapinya:
1. Mempraktikkan Empati: Cobalah untuk memahami alasan di balik silent treatment yang
diberikan oleh pasangan. Berusaha memahami perasaan dan perspektif mereka
dapat membantu mengatasi masalah dengan lebih baik.
2. Berbicara Jujur: Pilih waktu yang tepat untuk berbicara secara jujur kepada pasangan. Ekspresikan bagaimana Pinusian merasa tentang perlakuan tersebut, dan
bagaimana hal itu mempengaruhi Pinusian dan hubungan.
3. Jangan Terpacu Emosi: Hindari merespons dengan emosi yang kuat. Lebih baik pertahankan
ketenangan dan komitmen untuk mencari solusi bersama.
4. Mencari Sumber Masalah: Cobalah untuk menurunkan ego dan mencari sumber masalah bersama
pasangan. Lakukan permintaan maaf dengan tulus, dan bicarakan apa yang
sebenarnya dirasakan oleh pasangan agar masalah dapat diatasi.
5. Tetapkan Kesepakatan: Buatlah kesepakatan dengan pasangan untuk mencegah terulangnya
silent treatment di masa depan.
6. Fokus pada Diri Sendiri: Jika upaya untuk mengatasi masalah tidak membuahkan hasil, fokuslah
pada diri sendiri dan pertimbangkan apakah pasangan Pinusian adalah sosok yang
tepat.
Komunikasi adalah kunci dalam menjaga hubungan yang sehat.
Dengan usaha bersama untuk memahami
perasaan, serta kesediaan untuk mendengarkan dan mencari solusi bersama, kita
dapat mengatasi silent treatment dan membangun hubungan yang lebih kuat dan
harmonis. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Ade Irfa Avitri