PINUSI.COM - Berjuang melawan jerawat secara terus-menerus bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.
Jerawat yang sulit diatasi cenderung mengendalikan hidup Pinusian, bahkan membuat enggan berinteraksi secara langsung dengan orang lain
"Saya juga memiliki jerawat yang sangat parah saat remaja, dan dampaknya terhadap hidup saya sangat signifikan."
"Saya sangat stres. Hal itu benar-benar mengacaukan harga diri saya,” kata Ife Rodney MD, dokter kulit bersertifikat dan direktur pendiri Eternal Dermatology Aesthetics di Fulton, Maryland, kepada SELF.
Jerawat
bukan hanya masalah remaja.
Terlepas dari kapan atau bagaimana jerawat itu muncul, dampaknya tidak hanya pada kulit, tetapi juga pada mental.
Dikuitp dari SELF pada Senin 22 April 2024, berikut ini beberapa akibat dari jerawat yang dapat mengganggu kesehatan mental.
Rodney mengatakan, banyak pasiennya yang berjerawat aktif atau memiliki bekas luka, merasa tidak percaya diri dan malu dengan penampilan mereka.
Kesadaran diri ini bisa sangat kuat, sehingga Pinusian mungkin menghindari untuk difoto saat liburan tahunan keluarga i pantai, misalnya.
Sebuah penelitian pada 2011 bahkan menemukan, orang dengan jerawat sedang hingga parah, cenderung tidak memiliki hubungan romantis.
"Mengkhawatirkan kulit Anda mungkin tampak seperti kekhawatiran yang sepele, yang merupakan salah satu alasan mengapa banyak orang merasa malu untuk membicarakannya," kata Rodney.
Namun faktanya, jerawat memang memengaruhi kualitas hidup, dan karena alasan itu, hal ini harus ditanggapi dengan serius.
Pinusian mungkin berpikiran semua orang memperhatikan benjolan jerawat yang berwarna seperti daging atau bekas luka.
Maka dari itu, kebanyakan beranggapan solusi efektif untuk menghindari tatapan yang tidak diinginkan, pengambilan foto yang berulang-ulang, atau tatapan tidak menyenangkan, adalah dengan mengasingkan diri. (*)