PINUSI.COM - Anak dengan karakter kuat dan tangguh dapat digambarkan dengan memiliki kepercayaan diri, mampu menyelesaikan masalah, berperilaku positif, mandiri, hingga tingkat resiliensi yang baik.
Orang tua yang membesarkan anak-anak dengan karakter itu, cenderung menciptakan lingkungan yang membolehkan anak melakukan kesalahan, dan tidak takut akan kegagalan.
Pola asuh yang satu ini juga memungkinkan anak tidak mengembangkan 'Karakter Palsu,' suatu kepribadian buatan yang dijadikan strategi untuk mengatasi masalah, mendapatkan perhatian, dan dukungan untuk berkembang.
Singkatnya, orang tua masih dapat menerima dan mencintai anak ketika berbuat salah, tetapi tidak membenarkan tindakannya.
Ketika kita dapat dengan jelas memisahkan keduanya, seorang anak akan lebih memahami tindakan dan perilakunya baik atau buruk.
Kita sebagai orang tua hanya perlu berhati-hati dalam mengungkapkan kekhawatiran tersebut.
Sebagai contoh, ketika seorang anak bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan harapan kita, maka orang tua perlu tetap menunjukkan kehangatan, meski pada intinya mengungkapkan kekecewaan.
Dalam buku The Algebra of Happiness: Notes on the Pursuit of Success, Love and Meaning, Scott Galloway menuliskan gaya parenting yang diterapkan ibunya.
"Bagi saya, kasih sayang adalah pembeda besar, antara berharap seseorang menganggap saya luar biasa dan berharga," tulis Galloway.
Di samping itu, penelitian yang dilakukan ilmuwan di Universitas Notre Dame mengungkapkan, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang secara fisik, melaporkan lebih sedikit depresi dan kecemasan.
Anak-anak tersebut juga dilaporkan memiliki kasih sayang yang lebih tinggi saat dewasa.
Itulah sebabnya, para ahli menyarankan orang tua meluangkan waktu untuk keluarga. (*)