Dua Pekerjaan Ini Jarang Diminati, tapi Bisa Bergaji Rp10 juta per Hari!
![Dua Pekerjaan Ini Jarang Diminati, tapi Bisa Bergaji Rp10 juta per Hari!](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001694962902Only_2_days_for_Social_Security_sends_payments_of_up_to_1,371.jpeg)
Memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi adalah impian setiap orang. Foto : Pinterest
PINUSI.COM - Memiliki pekerjaan dengan gaji tinggi adalah impian setiap orang, namun hal tersebut akan sebanding dengan risiko maupun kemampuan yang dimiliki.
Sulitnya mendapat pekerjaan, terkadang
membuat orang tertarik terjun ke bidang yang berbahaya, meski taruhannya
nyawa.
Akun YouTube Short@faktarealita96 pada
Sabtu 16 September 2023 melansir dua pekerjaan yang berbahaya namun menawarkan gaji fantastis, yakni:
Baca Lainnya :
1. Pekerja di pabrik nuklir Jepang
Pekerjaan yang satu ini memiliki risiko yang sangat
berbahaya, sebab para pekerja diharuskan tinggal dan selalu siap siaga memperbaiki reaktor nuklir.
Jika para pekerja yang bekerja di bidang ini terkena sedikit saja radiasi nuklir, maka dapat dipastikan bisa mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Baca Lainnya :
Tak main-main, gaji yang diterima para pekerja di pabrik Nuklir Jepang ini bisa mencapai Rp10 juta per hari.
2.
Nelayan penangkap kepiting Alaska
Pinusian,siapa bilang profesi sebagai nelayan
tidak menjanjikan. Buktinya, ada nih nelayan yang memiliki penghasilan hingga
miliaran rupiah sekali melaut.
Yup, nelayan penangkap kepiting Alaska ternyata masuk
dalam kategori pekerjaan yang berbahya dan jarang peminatnya, namun
bergaji besar.
Baca Lainnya :
Kenapa demikian?
Sebab, pekerjaan yang satu ini terkenal memiliki risiko yang sangat tinggi.
Karena, mereka harus berada di tengah lautan yang sangat ganas dengan ombak yang tinggi dan berada pada suhu di bawah nol derajat celcius, selama lebih dari 24 jam.
Namun, di balik resiko yang tinggi tersebut, para penangkap kepiting Alaska akan mendapat bayaran yang sangat tinggi yaitu sekitar Rp5 miliar hingga Rp7 miliar dalam satu kali keberangkatan. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla