search:
|
PinRec

Cenderung Sensitif Terhadap Garam, Orang Asia Rentan Kena Hipertensi

Sarah Salsabilla/ Rabu, 22 Mei 2024 06:00 WIB
Cenderung Sensitif Terhadap Garam, Orang Asia Rentan Kena Hipertensi

Faktor risiko hipertensi kini trennya bergeser ke arah usia 30 sampai 40 tahun. Foto : Pinteres/femmeactuelle


PINUSI.COM - Orang Asia lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan ras lain di seluruh dunia.

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr Eka Harmeiwaty Sp.S mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan gen.

"Populasi Asia itu punya gen yang sensitif dengan garam."


"Dibandingkan dengan (orang) Eropa, ini merupakan salah satu faktor risiko terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan ini berbeda dengan ras Kaukasia,” kata Eka.

 

Faktor gen Asia yang cenderung sensitif terhadap garam, tutur Eka, disebabkan adanya budaya makan yang telah terbentuk sejak dahulu, yang tidak bisa lepas dari makanan-makanan dengan cita rasa asin.


Dia mencontohkan, masyarakat di Jepang, Korea, serta Cina cenderung menyukai makanan yang difermentasi, seperti stinky tofu (tahu busuk), kimchi, dan natto.

 

Sedangkan di Indonesia, makanan yang digemari identik dengan rasa asin seperti sambal, saos sambal, ikan asin, hingga camilan dan makanan beku yang dijual di pusat perbelanjaan.

 

"Garam itu menyebabkan resistensi cairan, makanya volume darah banyak, jadi, tekanan darah tinggi,” jelasnya.

 

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kementerian Kesehatan yang dirilis pada 2018, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen.

 

Temuan di rumah sakit menunjukkan banyak pasien hipertensi mengalami komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, hingga cuci darah.


Kondisi itu bahkan sudah ditemukan di usia yang jauh lebih muda. 

 

Eka mengatakan, jika sebelumnya faktor risiko hipertensi banyak ditemukan pada pasien yang berusia 55 tahun ke atas, saat ini trennya bergeser ke arah usia 30 sampai 40 tahun.


Tren itu juga berlaku pada kondisi secara global.

 

“Itu sudah genetik, dan genetik itu sudah tidak bisa diapa-apakan."


"Orang Asia itu memang secara genetik lebih sensitif dengan garam,” bebernya.

 

Menanggapi situasi tersebut, Eka menyarankan masyarakat tidak mengonsumsi garam lebih dari lima gram per hari, atau setara dengan satu sendok teh per orang per hari.


Dibandingkan dengan membeli makanan siap saji, dia mengatakan lebih baik memasak lauk pauk di rumah, karena takaran bumbu yang dapat diatur sesuai kebutuhan masing-masing orang.

 

Konsumsi daun seledri dan mentimun dapat menurunkan tekanan darah tinggi.


Sedangkan terkait minuman, dia menyarankan agar penderita hipertensi memperbanyak konsumsi air putih. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook