PINUSI.COM - Dalam era digital yang terus berkembang, platform media sosial seperti TikTok telah menjadi fenomena yang mendunia.
Penggunaannya yang melibatkan berbagai konten menarik dan berdurasi pendek memikat banyak kalangan, terutama generasi Z yang mendominasi populasi penggunanya.
Menurut data dari Forbes, sekitar 60% pengguna TikTok adalah generasi Z. Platform ini memberikan mereka ruang ekspresi yang unik, memungkinkan kreativitas berkembang melalui tantangan dance, promosi usaha kecil, dan berbagai konten menarik lainnya.
Namun, di balik kegembiraan dan hiburan yang ditawarkan, adakah dampak yang lebih dalam terkait dengan kebiasaan scroll TikTok berjam-jam?
Dampak Buruk pada Struktur Otak
Salah satu keunikan TikTok adalah penggunaan algoritma canggih yang menyajikan konten-konten tanpa urutan tertentu. Ini menciptakan "kejutan" setiap kali kita scroll, meningkatkan perasaan antisipasi dan keingintahuan. Seiring berjalannya waktu, otak kita terbiasa dengan dorongan-dorongan dopamin dari setiap video pendek, menciptakan kecanduan yang sulit dihentikan.
Dampak scroll TikTok berlebihan dapat menyentuh struktur otak kita. M. Teri Daunter, seorang psikolog klinis, menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memiliki efek serupa dengan kecanduan zat adiktif. Penelitian kecil bahkan menunjukkan bahwa kecanduan narkoba dan penggunaan media sosial dapat memicu pelepasan dopamin tingkat tinggi, memberikan sensasi "high" sementara.
Daunter juga mengungkapkan bahwa kecanduan teknologi, termasuk scroll TikTok, menggunakan jalur saraf yang serupa dengan kecanduan lainnya. Hal ini dapat menciptakan rasa impulsif yang sulit diatasi, memicu keinginan untuk terus menggunakan platform tersebut meskipun menyadari dampak negatifnya. Sensasi "high" yang sementara dapat diikuti oleh perasaan sedih setelah berhenti, menciptakan lingkaran emosional yang mungkin memengaruhi kesejahteraan mental.
Kesehatan Mental
Tidak hanya struktur otak yang terpengaruh, tetapi kebiasaan scroll TikTok berjam-jam juga dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental. Pengguna sering kali membandingkan diri mereka dengan konten yang ditampilkan, memicu perasaan tidak kuat atau rendah diri. Selain itu, TikTok dapat menampilkan konten negatif atau berbahaya yang menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Menurut Psychology of Everything, ada beberapa efek psikologis yang dirasakan ketika seseorang kecanduan scroll TikTok. Salah satunya adalah penurunan kognitif, di mana pengguna kesulitan untuk fokus pada tugas yang memerlukan perhatian lebih lama. Video pendek berdurasi 15-60 detik yang mendominasi TikTok membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat, mengurangi kemampuan untuk menangani konten berdurasi panjang.
Keterbatasan Interaksi Sosial
Pengguna TikTok yang kecanduan juga dapat mengalami kekurangan interaksi sosial dalam dunia nyata. Keterbiasaan menghabiskan waktu berjam-jam di aplikasi ini dapat mengisolasi individu, menghambat kesejahteraan emosional dan mental. Bahkan, dampak scroll TikTok dapat meninggalkan tanggung jawab, memprioritaskan hiburan singkat daripada tugas-tugas yang penting.
TikTok tidak hanya menjadi sumber hiburan, tetapi juga platform untuk menyebarkan pesan dan mempengaruhi opini publik. Konten yang toksik, menyebarkan stereotip gender, dan bahkan menciptakan ujaran kebencian dapat membentuk pandangan masyarakat secara negatif.
Mengurangi waktu scroll, memilih konten dengan bijak, dan menyadari potensi dampak negatif dapat membantu menciptakan pengalaman media sosial yang lebih sehat dan berimbang.
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu
1. Buat Batasan Waktu
Tentukan batasan waktu harian untuk penggunaan TikTok. Gunakan fungsi pengingat waktu atau alarm untuk memastikan Anda tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan.
2. Jadwalkan Waktu Penggunaan
Tentukan waktu khusus dalam sehari untuk menggunakan TikTok, seperti pada akhir hari setelah menyelesaikan tugas-tugas penting. Ini membantu mencegah penggunaan yang berlebihan saat Anda seharusnya fokus pada pekerjaan atau kegiatan produktif lainnya.
3. Prioritaskan Kesehatan Mental
Kesadaran akan dampak negatif pada kesehatan mental harus menjadi prioritas. Perhatikan perasaan Anda setelah menggunakan TikTok dan evaluasi dampaknya pada suasana hati dan persepsi diri. Jika diperlukan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
4. Atur Notifikasi
Matikan notifikasi TikTok untuk menghindari gangguan yang dapat membuat Anda tergoda untuk membuka aplikasi. Ini membantu mengurangi keinginan impulsif untuk memeriksa konten baru secara terus-menerus.
5. Pilih Konten dengan Bijak
Pilih untuk mengikuti dan menonton konten yang positif dan mendukung. Hindari konten yang memicu perasaan negatif atau bersifat toksik. Kustomisasi pengalaman Anda agar lebih menyenangkan dan mendukung kesejahteraan mental.
6. Aktifkan Mode "Screen Time" atau "Digital Wellbeing"
Banyak perangkat memiliki fitur khusus yang memantau waktu penggunaan aplikasi. Aktifkan mode ini untuk memantau dan mengevaluasi seberapa banyak waktu yang dihabiskan di TikTok. Hal ini dapat menjadi eye-opener dan membantu Anda mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mengurangi penggunaan.
7. Libatkan Diri dalam Aktivitas Fisik atau Kreatif Lainnya
Gantilah waktu yang biasanya dihabiskan di TikTok dengan kegiatan fisik atau kreatif, seperti olahraga, seni, atau membaca. Ini tidak hanya membantu mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial, tetapi juga memberikan manfaat positif bagi kesejahteraan fisik dan mental.
8. Terlibat dalam Kegiatan Sosial Secara Langsung
Jalin koneksi sosial dalam kehidupan nyata dengan bertemu teman-teman, berbicara, atau terlibat dalam kegiatan kelompok. Interaksi sosial langsung dapat memberikan pengalaman yang lebih memuaskan dan mendukung kesejahteraan emosional.
Dengan mengadopsi beberapa solusi ini, Pinusian dapat membangun kebiasaan yang
lebih sehat dan seimbang dalam menggunakan TikTok, serta melindungi diri dari
dampak negatif yang mungkin timbul dari kecanduan scroll. (*)