PINUSI.COM - Ari Junaedi, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, mengkritik keras langkah Partai Gerindra yang melirik menantu Presiden Joko Widodo Erina Gudono, di Pilkada 2024.
Partai politik berlambang garuda merah itu mau meminang istri ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep tersebut, sebagai calon bupati Sleman pada pilkada serentak tahun ini.
Menurut Ari, pemberian tiket calon bupati kepada Erina adalah pertanda rusaknya politik Indonesia.
Demokrasi di negara ini, katanya, diutak-utak atik demi kepentingan keluarga Jokowi.
Dia bahkan menyamakan politik Indonesia sama seperti Filipina era Bongbong Marcos, yang juga mendorong semua keluarganya ikut berpolitik, bahkan lewat jalur-jalur yang menentang konstitusi.
"Sepertinya ada kesan Indonesia mencontoh Filipina di era Bongbong Marcos," kata Ari lewat keterangan tertulis, Selasa (12/3/2024).
Pencalonan Erina, lanjut Ari, memberi kesan seolah-olah tak ada lagi sosok yang lebih kompeten di luar keluarga Jokowi.
Dia mengatakan, Jokowi dan Gerindra seharusnya malu dengan kondisi ini, jangan sampai nafsu berkuasa justru membuat mereka menjadi buta etika politik.
Pencalonan Erina juga secara otomatis mendegradasi wibawa Partai Gerindra.
Sebab, kesan yang ditangkap masyarakat, partai tersebut tak punya kader yang lebih kompeten dari keluarga Jokowi, sehingga harus rela mencari figur non kader.
"Apa sudah tidak ada orang lain dan apa tidak malu? Gerindra terkesan tidak memiliki kader yang mumpuni sehingga harus mengandalkan figur lain yang dianggap laku," ujarnya.
Partai Gerindra kepincut meminang menantu Presiden Joko Widodo Erina Gudono, untuk maju menjadi calon bupati Sleman pada Pilkada Serentak 2024.
Gerindra menyatakan keinginannya meminang Erina, lantaran dianggap sebagai salah satu sosok calon pemimpin muda yang sangat potensial.
Ketua DPC Gerindra Sleman HR Sukaptana mengatakan, usulan mengusung Erina telah disampaikan ke DPP, setelah pihaknya menerima saran dari DPC.
Sukaptana bilang, respons DPP juga sangat baik, mereka memang punya niatan yang sama.
“Nah, DPP itu punya wacana juga, misalkan nama Mbak Erina Gudono dimasukkan dalam bursa tersebut," tutur HR Sukaptana.
Sukaptana mengatakan, dari pengamatan pihaknya, masyarakat Sleman saat ini memang sedang menginginkan sosok pemimpin muda.
Untuk itu, pihaknya menawarkan nama Erina sebagai salah satu kandidatnya, apabila mendapat respons positif masyarakat, maka Erina benar-benar diboyong ke pilkada.
"Pertimbangannya dari kami, dari kami mempertimbangkan, nanti kan siapa tahu masyarakat oh ini yang muda, yang enerjik," paparnya.
Erina akan bersanding dengan nama-nama kader Partai Gerindra potensial, seperti Lisman Puja Kesuma, Danang Wicaksana Sulistya, termasuk Sukaptana.
"Terutama (nama) internal dulu yang diajukan, lalu memandang yang lain. Kira-kira survei nanti masuk atau tidak," jelasnya. (*)