search:
|
PinRec

6 Penyakit Ini Kerap Muncul Saat Stres, Yuk Jaga Keseimbangan Tubuh dan Pikiran

Ade Irfa Avitri/ Jumat, 23 Feb 2024 07:00 WIB
6 Penyakit Ini Kerap Muncul Saat Stres, Yuk Jaga Keseimbangan Tubuh dan Pikiran

Pahami pentingnya mengelola beban mental untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. Foto: Pinterest/Freepik


PINUSI.COM - Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, namun terlalu banyak beban stres dapat berdampak merugikan pada kesehatan kita.

Menurut penelitian dari National Library of Medicine, stres jangka pendek dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tetapi stres kronis, yang terus-menerus membebani tubuh, dapat menjadi pemicu berbagai penyakit serius.

Mari kita telaah 6 penyakit yang sering kali timbul akibat stres, dengan penyakit terakhir yang paling sering dialami.

 1. Obesitas

Stres dapat memicu lonjakan hormon kortisol, yang pada gilirannya meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak.

Lebih sering daripada tidak, orang yang mengalami stres cenderung memilih makanan dengan pola comfort eating yang tinggi gula dan kalori.

Kebiasaan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di daerah perut, memicu obesitas.

Oleh karena itu, penting memahami stres bukan hanya beban mental, tetapi juga dapat membentuk pola makan yang merugikan kesehatan.

 2. Penyakit Jantung

Bagi mereka yang menderita penyakit jantung kronis, mengelola stres adalah suatu keharusan.

Kadar kortisol yang tinggi akibat stres jangka panjang dapat meningkatkan kolesterol darah, gula darah, dan tekanan darah, faktor risiko utama penyakit jantung.

Stres juga dapat memicu penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Bahkan, bagi yang sebelumnya sehat, stres dapat memainkan peran yang signifikan dalam mengancam kesehatan jantung.

 3. Diabetes

Diabetes melitus, penyakit yang disebabkan oleh resistensi terhadap insulin, juga dapat dipicu oleh stres.

Hormon yang dilepaskan sebagai respons terhadap stres dapat meningkatkan kadar gula darah.

Stres jangka panjang dapat mengakibatkan resistensi insulin, membuat sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin.

Inilah yang memicu gejala diabetes, seperti kelelahan, rasa lapar yang cepat, dan sering buang air kecil.

 4. Depresi & Skizofrenia

Keterkaitan antara stres dengan gangguan mental seperti depresi dan skizofrenia bukanlah hal yang mengejutkan.

Survei menunjukkan, individu yang mengalami stres tinggi terkait pekerjaan, memiliki risiko 80% lebih tinggi untuk mengalami depresi dalam beberapa tahun, dibandingkan dengan mereka yang mengalami stres rendah.

Ini menunjukkan pentingnya mengelola stres untuk menjaga kesehatan mental.

 5. Insomnia

Stres dapat menyebabkan keadaan hyperarousal, di mana tubuh secara tiba-tiba menjadi sangat waspada terhadap trauma.

Ini dapat mempengaruhi pola tidur, menyebabkan insomnia, keadaan di mana pikiran dan perasaan tetap terjaga dalam keadaan cemas dan khawatir dapat menghambat kemampuan tubuh untuk beristirahat dengan nyaman.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres agar tidur tetap berkualitas.

 6. Asam Lambung

Meskipun tidak secara langsung menyebabkan asam lambung, stres dapat memperburuk kondisi yang sudah ada, seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Studi menunjukkan, individu dengan GERD dan stres cenderung lebih sensitif terhadap paparan asam, meningkatkan gejala yang tidak nyaman.

Oleh karena itu, untuk mengelola masalah lambung, mengurangi stres juga merupakan langkah yang diperlukan.

Dampak stres pada kesehatan tidak dapat diabaikan.

Untuk menghindari penyakit yang timbul akibat stres, penting untuk mengelola stres dengan baik melalui olahraga teratur, tidur yang cukup, dan penerapan teknik relaksasi seperti meditasi.

Dengan menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran, kita dapat melangkah menuju hidup yang lebih sehat dan bebas dari beban berlebihan.

Jadi, mulailah hari ini dengan memprioritaskan kesehatan mental dan fisik Anda! (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Ade Irfa Avitri

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook