PINUSI.COM - Kain tenun adalah warisan budaya yang memerlukan perhatian khusus agar tetap indah dan awet.
Berikut adalah 5 tips penting untuk merawat tenun dengan baik. Yuk, simak!
1. Hindari Sinar Matahari Langsung
Tenun rentan terhadap kerusakan akibat paparan sinar matahari langsung. Simpan atau gantung tenun di tempat yang teduh untuk menghindari pemudaran warna dan kelembutan serat.
2. Simpan dengan Baik
Hindari menyimpan tenun dalam wadah plastik atau kardus yang kedap udara. Lebih baik gunakan kantong kain atau bahan bernapas untuk menyimpan tenun. Pastikan tempat penyimpanan tidak lembab untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bau yang tidak diinginkan.
3. Hindari Pemakaian Produk Kimia yang Kuat
Gunakan deterjen yang lembut dan bebas pewangi ketika mencuci tenun. Hindari pemakaian pemutih atau pelembut pakaian yang keras, karena dapat merusak serat dan motif tenun.
4. Cuci dengan Tangan
Pilihlah mencuci tenun dengan tangan daripada mesin cuci. Gunakan air dingin atau hangat, dan hindari merendam tenun terlalu lama. Hindari juga menggosok atau meremas tenun secara kasar, cukup rendam dan gosok dengan lembut.
5. Periksa Secara Berkala
Periksa tenun secara berkala untuk mendeteksi adanya kerusakan atau tanda-tanda pemudaran. Jika ada benang yang longgar atau lubang kecil, segera perbaiki dengan hati-hati. Perawatan preventif dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tips Tambahan:
- Hindari Pemakaian yang Berlebihan: Batasi pemakaian tenun pada acara-acara khusus atau pada saat yang tepat. Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan keausan dan kerusakan lebih cepat.
- Simpan dengan Kapasitas Ruang yang Cukup: Jangan menyusun atau melipat tenun terlalu rapat. Berikan cukup ruang agar tenun dapat bernapas dan terhindar dari kerutan atau lipatan yang sulit dihilangkan.
Merawat tenun memerlukan kesabaran dan perhatian ekstra, tetapi hasilnya sebanding dengan keindahan dan nilai warisan budayanya.
Dengan merawat tenun dengan benar, Pinusian dapat memastikan bahwa keindahan dan keaslian kain ini akan tetap terjaga dari generasi ke generasi. (*)