PINUSI.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung pagelaran fesyen bertajuk Keindahan Karya Kain Tenun dan Batik Ku Indonesia, karya desainer Dian Natalia Assamady, di San Polo, Italia pada 2 dan 6-8 Juni 2024
“Gelaran ini penting untuk memperkuat identitas bangsa kita, memperkenalkan wastra Nusantara, yaitu batik, tenun, dan songket, agar semakin mendunia."
"Dan tentunya kami sangat bangga,” kata Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Pagelaran tersebut merupakan undangan dari Wali Kota San Polo Italia, untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia.
Selain KBRI Roma, model dan Putri Indonesia seperti Giok Kinski Maharani Detri, Latisa Maura, dan Yoan Clara, turut serta mendukung desainer Dian Natalia menampilkan wastra terbaik Nusantara.
Sandiaga berharap pagelaran ini dapat memberikan kontribusi pada PDB ekonomi kreatif, dan meningkatkan gairah wastra Nusantara.
“Mari kita mencintai dan merawat kekayaan budaya Indonesia, dan menjadi pelaku aktif dalam mengembangkan warisan seni dan kerajinan dalam negeri,” ujar Sandiaga lewat keterangan tertulis.
Dian Natalia Assamady, Desainer Kain dan Batikku Indonesia, menyampaikan keindahan wastra Indonesia ini perlu diangkat ke kancah dunia.
Apalagi, motif batik dan tenun yang dimiliki tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.
“Sehingga ini layak untuk kita perjuangkan demi memperkuat jati diri bangsa."
"Saya juga ingin menguatkan ekonomi kreatif tanah air, dan menunjukkan betapa bernilainya batik dan tenun yang negeri kita miliki."
"Semoga ini bisa membawa nama Indonesia lebih dikenal di kancah global,” tutur Dian.
PT Maxindo Andalan Mitra (Maximo CommAction) Patricia Meilyn, menyadari Indonesia memiliki budaya yang unik dan mempunyai potensi untuk mendunia, belajar dari ekonomi kreatif Korea Selatan yang berkembang sangat pesat, mulai dari film, musik, kuliner, hingga fesyen.
“Tentu saja untuk menuju ke sana perlu elemen dan bersatu padu untuk bersama berjuang."
"Karena kita punya budaya yang memang patut diperjuangkan, karena memang punya karya seni tinggi dan kaya akan filosofi,” beber Patricia. (*)