PINUSI.COM - Puasa adalah ibadah yang sangat penting bagi Umat Muslim.
Namun bagi sebagian orang, menjalani ibadah puasa tidak selalu berjalan lancar, terutama bagi yang memiliki masalah kesehatan seperti sakit mag.
Sakit mag merupakan kondisi yang cukup umum di masyarakat, dan bisa menjadi hambatan dalam menjalankan ibadah puasa dengan nyaman.
Mengapa sakit mag sering kali kambuh saat berpuasa?
Penyebabnya bisa bermacam-macam, dan berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin menjadi pemicunya.
1. Makanan Asam dan Pedas Ketika Sahur
Saat sahur, sering kali orang cenderung mengonsumsi makanan yang menggugah selera, seperti makanan yang asam dan pedas.
Namun, makanan ini bisa menjadi pemicu sakit mag.
Makanan asam dan pedas dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang pada gilirannya dapat memicu gejala mag seperti nyeri lambung, perut kembung, dan mual.
2. Makan Terburu-buru
Ketika sahur atau berbuka puasa, beberapa orang cenderung makan dengan cepat karena terburu-buru.
Makan dengan cepat dapat menyebabkan udara tertelan bersama makanan, yang kemudian dapat menyebabkan perut kembung dan meningkatkan risiko kambuhnya sakit maag.
3. Tidur Setelah Makan
Setelah makan, sebagian orang mungkin merasa ingin segera tidur atau beristirahat.
Namun, tidur atau berbaring setelah makan dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman di perut, dan bahkan meningkatkan risiko terjadinya GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
4. Konsumsi Makanan Berat Ketika Berbuka Puasa
Saat berbuka puasa, kita sering kali merasa lapar dan ingin langsung mengonsumsi makanan berat.
Namun, mengonsumsi makanan berat sekaligus setelah berpuasa seharian dapat memberi tekanan berlebih pada lambung, dan meningkatkan risiko terjadinya sakit mag.
Sebaiknya, pilihlah makanan ringan terlebih dahulu, lalu berikan jeda sebelum mengonsumsi makanan berat.
5. Kurangnya Hidrasi
Kurangnya asupan cairan selama puasa juga dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat memperburuk gejala sakit mag.
Penting untuk memastikan agar tetap terhidrasi dengan baik selama puasa, dengan minum air putih yang cukup antara berbuka dan sahur.
6. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu gejala mag.
Selama Bulan Ramadan, beberapa orang mungkin mengalami stres karena perubahan pola tidur dan pola makan, serta tuntutan sosial dan spiritual yang meningkat.
Maka dari itu,
penting untuk mengelola stres dengan baik agar dapat menjalani puasa dengan
nyaman.
7. Kurangnya Istirahat dan Aktivitas Fisik yang Berlebihan
Kurangnya istirahat dan aktivitas fisik yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan lambung.
Selama Bulan Ramadan, banyak orang cenderung melakukan aktivitas fisik yang berat, terutama menjelang waktu berbuka.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kambuhnya sakit maag, terutama jika dilakukan tanpa istirahat yang cukup.
Dengan memahami faktor-faktor di atas, diharapkan kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari kambuhnya sakit mag selama bulan suci Ramadan.
Selain itu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika Pinusian memiliki masalah kesehatan yang mempengaruhi kemampuan untuk berpuasa dengan nyaman.
Semoga kita semua dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar dan sehat selama Bulan Ramadan ini. (*)