PINUSI.COM - Kehilangan nafsu makan karena stres adalah hal yang umum terjadi.
Terkadang, stres membuat perut terasa kenyang walaupun belum makan berjam-jam, sehingga membuat banyak orang merasa sulit makan, meski sebenarnya tubuh memerlukan nutrisi.
Stres dapat mendatangkan masalah pada kesehatan fisik, khususnya pada sistem pencernaan, dan gejala yang ditimbulkannya berbeda-beda pada setiap orang.
"Dampak stres terhadap nafsu makan makan sangat kompleks dan berbeda-beda pada setiap individu,” kata Christina Gentile PsyD, psikolog kesehatan klinis bersertifikat, yang berspesialisasi dalam penyakit pencernaan di UCLA Health, kepada SELF.
Beberapa orang yang mengalami stres ada yang merasa sangat ingin ngemil ketika cemas, karena kortisol (hormon stres) dapat membuatnya menginginkan sumber energi cepat seperti karbohidrat.
Sementara, yang lainnya mungkin kehilangan nafsu makan mereka.
Hal ini disebabkan oleh hormon lain yang dilepaskan tubuh saat stres, seperti hormon pelepas adrenalin dan kortikotropin, yang dapat menekan rasa lapar.
“Orang-orang mungkin juga mengalami gejala gastrointestinal yang reaktif terhadap stres, seperti mual, nyeri, atau sakit perut, yang membuat makan menjadi sulit,” tambah Gentile.
Perlu diingat, ketika tubuh melewatkan makan, hal ini dapat mengakibatkan perubahan suasana hati, kelelahan, dan bahkan rasa mual yang lebih parah.
Untuk mengatasi masalah ini, Gentile memberikan tiga tip untuk mengelola nafsu makan saat stres, agar dapat menjaga kesehatan fisik dan emosional secara lebih efektif, seperti dikutip dari SELF pada Jumat (31/5/2024).
1. Tenangkan Saraf dengan Latihan
Stres jangka pendek bisa menghilangkan nafsu makan.
Menurut Gentile, ini terjadi karena situasi menakutkan yang mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang mengontrol respons fight or flight, sehingga memperlambat pencernaan.
Untuk mengatasi hal ini, Pinusian dapat mencoba pernapasan diafragma, yang juga dikenal sebagai pernapasan dalam atau perut.
Metode ini mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang membantu tubuh beralih ke mode rest and digest atau istirahat dan cerna.
Latihan pernapasan cepat sebelum makan ini telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan stres.
Caranya, duduk atau berbaringlah dengan nyaman, letakkan satu tangan di perut tepat di bawah tulang rusuk dan tangan lainnya di dada.
Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, dan rasakan perut mendorong tangan Pinusian keluar tanpa menggerakkan dada.
Kemudian buang napas melalui bibir yang tertutup, seolah-olah Pinusian sedang bersiul.
Berlatihlah selama lima menit atau lebih untuk membantu menenangkan pikiran dan usus Pinusian.
2. Rencanakan Makanan yang Sederhana dan Siap Saji
Ketika nafsu makan hilang karena stres, memasak pun terasa sulit.
Oleh karena itu, Gentile menyarankan untuk tetap menyediakan makanan yang sederhana.
Menemukan keseimbangan antara makanan yang disukai dan yang nyaman bagi tubuh adalah kuncinya.
Hindari makanan berat makanan berat dan berminyak.
Sebaliknya, pilih camilan yang hambar namun memuaskan seperti yoghurt dengan buah segar, potongan sayuran, ayam dengan nasi, atau biskuit dengan selai kacang.
"Meskipun tidak terlalu menggugah selera, menyediakan makanan yang mudah dijangkau dan ramah di perut akan membuat Anda lebih mungkin untuk makan sesuatu," jelas Dr Gentile.
3. Jangan Melakukan Kegiatan Lain Saat Makan
Gentile menyarankan untuk mematikan notifikasi, menutup komputer, dan duduk saat makan, tanpa terganggu pekerjaan lainnya.
Hal ini karena dengan mengalihkan perhatian penuh pada makanan, dapat membantu mengurangi stres dan ketidaknyamanan perut.
Mengunyah makanan secara menyeluruh merangsang pelepasan enzim pencernaan dalam air liur, memecah makanan menjadi potongan kecil yang lebih mudah dicerna.
Makan dengan penuh kesadaran juga dapat mengalihkan perhatian dari pikiran stres dan memicu respons rest and digest tubuh. (*)