PINUSI.COM - Ascariasis, penyakit cacingan yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides, merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di negara-negara tropis dan subtropis dengan kelembaban tinggi.
Kondisi ini biasanya sering dijumpai pada anak-anak usia sekolah dasar.
Kali ini, kita akan membahas gejala, penanganan, dan pencegahan askariasis bersama dr Jane Mischa Sp Par.
DRV CHANNEL melansir, cacing ini hidup di dalam perut manusia, setelah telurnya tertelan secara tidak sengaja melalui makanan yang terkontaminasi.
Setelah menetas di dalam usus, larva cacing akan menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah.
Kemudian, larva tersebut akan menuju paru-paru, sebelum akhirnya kembali tertelan dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus halus.
Cacing dewasa ini bisa hidup dalam tubuh manusia selama 1 hingga 2 tahun, dengan panjang mencapai 30 cm.
"Pada tahap awal, infeksi dapat menimbulkan gejala seperti batuk, demam, dan bahkan batuk berdarah."
"Namun, ketika cacing dewasa sudah berkembang, gejala yang muncul bisa berupa rasa tidak nyaman atau nyeri perut, diare, mual, atau muntah."
"Beberapa orang mungkin tidak menyadari mereka terinfeksi cacing ini, karena gejalanya yang ringan atau bahkan tanpa gejala," ucap dr Jane Mischa.
Namun, jika cacing tersebut ada dalam jumlah yang banyak, dapat menimbulkan komplikasi serius seperti sumbatan usus atau gangguan pertumbuhan pada anak-anak akibat pengambilan nutrisi oleh cacing.
Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan.
"Diagnosis askariasis biasanya dilakukan dengan memeriksa sampel kotoran pasien."
"Telur cacing dapat ditemukan melalui pemeriksaan mikroskopis."
"Selain itu, cacing dewasa juga dapat keluar bersama kotoran atau melalui mulut saat muntah," jelas dr Jane Mischa. (*)