PINUSI.COM - Bali selalu penuh dengan pesona, dan di antara gemerlap pantainya, ada satu desa yang menawarkan pengalaman berbeda: Desa Penglipuran. Terletak di Kabupaten Bangli, desa ini sering disebut-sebut sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Tapi, kebersihan bukan satu-satunya daya tariknya. Di sini, kamu bisa merasakan bagaimana kehidupan tradisional Bali berpadu dengan alam dan budaya yang tetap lestari.
Desa yang Rapi dan Asri
Begitu kamu melangkah masuk ke Penglipuran, nuansa sejuk dan asri langsung menyambut. Jalanan desa yang berlapis batu, deretan rumah tradisional yang seragam, serta halaman yang selalu tertata rapi bikin kamu merasa masuk ke dalam dunia yang damai. Penduduk desa sangat menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan, dan ini bukan cuma soal penampilan. Bagi mereka, menjaga desa tetap bersih adalah bentuk penghormatan pada alam dan leluhur.
Arsitektur Unik dan Simetri
Salah satu hal menarik di Penglipuran adalah arsitektur rumah-rumahnya. Bentuknya simetris dengan gerbang tradisional Bali yang disebut angkul-angkul. Di balik gerbang ini, halaman rumah dipenuhi tanaman hijau dan bunga warna-warni. Semua rumah menghadap ke arah Gunung Agung, gunung yang dianggap suci oleh masyarakat Bali, sebagai tanda penghormatan terhadap alam dan tradisi leluhur.
Tradisi yang Hidup
Masyarakat Penglipuran sangat menjaga adat istiadat dan tradisi mereka. Setiap upacara adat, mulai dari perayaan Galungan hingga upacara pernikahan, diadakan dengan meriah dan diikuti oleh semua warga desa. Kalau kamu beruntung datang saat ada upacara, kamu bisa menyaksikan betapa kuatnya semangat gotong royong dan kekeluargaan di desa ini.
Selain itu, desa ini terkenal dengan aturan adat yang melarang poligami dan penebangan pohon di hutan bambu mereka. Aturan-aturan ini bukan cuma menunjukkan betapa modernnya pola pikir mereka, tapi juga bukti nyata komitmen mereka dalam menjaga keseimbangan sosial dan lingkungan.
Hutan Bambu yang Menawan
Di ujung desa, ada hutan bambu yang nggak kalah memukau. Hutan ini bukan cuma jadi latar cantik untuk foto-foto, tapi juga bagian penting dari kehidupan masyarakat Penglipuran. Bambu di sini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan bangunan hingga perlengkapan upacara. Berjalan-jalan di hutan bambu ini, dengan suara gemerisik dedaunan yang tertiup angin, benar-benar bikin kamu merasa tenang dan menyatu dengan alam.
Tips Berkunjung ke Penglipuran
Datang pagi atau sore hari: Suasana desa paling indah saat cahaya matahari lembut menyinari.
Hormati adat setempat: Walaupun desa ini terbuka untuk wisatawan, tetap jaga sopan santun dan ikuti aturan yang berlaku.
Bawa kamera: Penglipuran punya banyak spot yang Instagram-worthy, jadi pastikan kamera atau ponselmu siap!
Penutup
Penglipuran adalah desa yang menunjukkan bahwa kehidupan tradisional dan modernitas bisa berjalan seiring. Dengan keindahan alam, budaya yang terjaga, dan masyarakat yang ramah, desa ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana harmoni bisa diciptakan antara manusia, budaya, dan alam. Jadi, buat kamu yang mencari pengalaman berbeda di Bali, desa ini wajib masuk daftar kunjunganmu!