PINUSI.COM - Diabetes adalah penyakit metabolik dengan kemungkinan kronisitas, dan merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Diabetes tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja.
Baru-baru ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa dari tahun 2010 hingga 2023, kasus diabetes tipe 1 pada anak meningkat 70 kali lipat.
Ada banyak jenis diabetes. Dua jenis diabetes yang paling umum adalah diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
BACA LAINNYA: Departemen Kesehatan Mematok 90% Pemeriksaan TBC pada Tahun 2024
Diabetes tipe 1 bersifat genetik dan autoimun dan dapat terjadi pada anak-anak karena salah satu atau kedua orang tuanya menderita diabetes. Sementara itu, diabetes tipe 2 sering terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, dan biasanya terdiagnosis pada usia remaja atau lebih dewasa.
Diabetes memiliki banyak gejala. Meski begitu, ada tiga gejala umum yang harus diwaspadai orang tua pada anak yang mungkin menderita diabetes. Ini termasuk:
- Poliuria: Peningkatan frekuensi buang air kecil dan output urin yang besar.
- Polidipsia: Sering merasa haus dan ingin minum lebih banyak air.
- Polyphagi: Nafsu makan meningkat tapi tidak stamina.
BACA LAINNYA: Mengenal Terrible Two, Fase yang Jadi Tantangan Sulit Bagi Orang Tua
Di luar itu, menurut sang profesor, ada gejala unik yang harus diwaspadai adalah area kulit gelap (melanisme) di leher atau ketiak. Hampir 75 persen anak dengan diabetes tipe 2 mengidapnya.
Meskipun diabetes bukanlah penyakit menular, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan gangguan perkembangan pada anak.