PINUSI.COM - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengungkapkan alasan di balik naiknya kasus infeksi menular (IMS) sifilis di Indonesia.
Imran menilai kenaikan kasus sifilis berkaitan dengan jumlah skrinning sifilis yang meningkat.
Lantas, apa yang menyebabkan seseorang bisa terkena sifilis, dan apa saja gejala sifilis?
BACA LAINNYA: Atasi Rambut Kusam Cuma Pakai Dua Bahan Alami
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidium yang menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita raja singa.
Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita.
Gejala sifilis digolongkan sesuai tahap perkembangan penyakitnya. Tiap jenis sifilis memiliki gejala berbeda. Berikut ini gejala sifilis menurut tahapannya:
- Sifilis Primer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk. - Sifilis Sekunder
Sifilis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh. - Sifilis Laten
sifilis jenis ini tidak menimbulkan gejala, namun bakterinya ada di tubuh penderita. - Sifilis Tersier
Sifilis jenis ini dapat mengakibatkan kerusakan otak, saraf, jantung, dan organ lainnya
Bagaimana pengobatan dan pencegahan Sifilis?
Dikutip dari alodokter, pengobatan sifilis akan lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal.
Selama masa pengobatan, penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh.
Sifilis dapat dicegah dengan perilaku seks yang aman, yaitu dengan setia pada satu pasangan seksual, dan menggunakan kondom setiap berhubungan intim.
Pemeriksaan atau skrinning terhadap penyakit sifilis juga perlu dilakukan secara rutin, pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini. (*)
Editor: Yaspen Martinus