PINUSI.COM - Diabetes alias gula darah tinggi bisa jadi salah satu faktor penyebab haid tidak teratur.
Diabetes adalah kondisi di mana ada terlalu banyak glukosa (sejenis gula) dalam darah.
Seiring waktu, diabetes atau kadar glukosa darah yang tinggi dapat merusak organ tubuh.
BACA LAINNYA: 6 Kebiasaan Buruk Ini Bisa Picu Penyakit Jantung di Usia Muda
Kondisi ini biasanya dialami wanita dengan tingkat stres terkontrol, kondisi kesehatan reproduksi baik, tidak mengonsumsi pil KB, atau tidak ada aktivitas fisik berlebihan
Bagaimana diabetes bisa jadi penyebab haid tidak teratur?
Dr Leny Puspitasari SpPD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menjelaskan, penyakit diabetes bisa membuat hormon tidak seimbang dan mengganggu siklus haid wanita.
BACA LAINNYA: Jangan Sepelekan,Ini Yang Akan Terjadi Jika Sering Melewatkan Jam Makan Siang
“Faktor hormonal karena diabetes tipe 1 dan tipe 2 bisa mengganggu siklus haid.”
"Jadi ada dua fase di siklus haid yang secara alami membuat gula darah naik, yaitu fase ovulasi dan di hari ke-21 hingga 28 siklus haid,” ujar Leny, seperti dikutip dari Antaranews, Senin (4/6/2023).
Ia menjelaskan, hari pertama hingga hari ke-10 siklus menstruasi yang normal, tingkat sensitivitas insulin normal, karena kadar hormon progesteron rendah, meski terkadang ada sedikit kenaikan gula darah.
Selanjutnya, pada hari ke-11 hingga 14 yang merupakan fase ovulasi, gula darah meningkat sesaat.
Kondisi ini dipengaruhi resistensi insulin yang naik, seiring peningkatan kadar hormon reproduksi LH, FSH, dan estrogen. Pada hari ke-15 hingga 20, kadar gula darah cenderung lebih stabil.
Lalu pada hari ke-21 hingga 28, atau sekitar seminggu sebelum haid, kadar gula darah naik signifikan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan peningkatan resistensi insulin.
Mengingat kelindan penyakit diabetes dan siklus menstruasi cukup erat, Leny mewanti-wanti setiap wanita mencatat siklus haid setiap bulan, paling tidak selama 3-6 bulan. (*)
Editor: Yaspen Martinus