PINUSI.COM- Berbicara soal kehamilan, kehamilan paling ideal adalah pada usia 21-35 tahun, karena terbukti memiliki risiko kesehatan paling rendah. Bagaimana dengan kehamilan remaja atau yang usianya di bawah usia 20 tahun? Ternyata menurut penelitian risikonya kurang baik. Ada beberapa masalah serius yang mengintai, baik bagi ibu maupun janin dalam kandungan.
Menurut data dari WHO, masih banyak remaja yang menjalani hamil di bawah usia 20. Tepatnya sekitar 12 juta wanita berusia 15-19 tahun melahirkan anak setiap tahunnya.
BACA LAINNYA : Lagi Tren, Ini Manfaat dan Efek Samping Oil Pulling untuk Gigi
Dampak Hamil Usia Muda
Tak hanya rentan mengalami masalah mental, hamil di usia terlalu muda juga bisa membahayakan kondisi fisik ibu dan janin. Berikut beberapa dampak fisik hamil di usia terlalu muda:
Risiko Tekanan Darah Tinggi
Remaja yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita hamil berusia 20 tahun ke atas. Mereka juga memiliki risiko preeklampsia yang lebih tinggi. Preeklampsia adalah kondisi medis berbahaya yang terjadi akibat tingginya tekanan darah dan kadar protein dalam urin. Hal ini bisa memicu pembengkakan tangan dan wajah ibu, serta kerusakan organ. Selain menganggu sang ibu, tekanan darah tinggi di masa kehamilan juga bisa menganggu pertumbuhan janin.
Kelahiran Prematur
Normalnya, kehamilan berlangsung dalam waktu sekitar 40 minggu. Bayi yang dilahirkan sebelum usia kandungan 37 minggu sudha masuk kategori prematur. Bayi yang lahir terlalu dini bisa menyebabkan risiko gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, masaah kognitif, dan sejenisnya.
BACA LAINNYA : Kenali Gejala Sifilis pada Wanita dan Cara Mencegahnya
Risiko Keguguran
Karena organ-organ reproduksi wanita di bawah 20 tahun belum terbentuk sempurna, ibu hamil di bawah usia 20 tahun berisiko tinggi mengalami berbagai gangguan kehamilan hingga keguguran.
Kondisi tubuh wanita di bawah usia 20 juga cenderung belum siap menghadapi persalinan karena ukuran panggulnya masih terlalu sempit. Mengutip Halodoc, wanita hamil di bawah usia 20 tahun belum mampu menopang bobot bayi, akibatnya, tubuhnya cenderung mudah lelah ketimbang ibu hamil yang berusia lebih matang.
Ibu Mengalami postpartum syndrom
Wanita hamil di bawah usia 20 tahun berisiko tinggi terkena stres atau depresi pasca melahirkan, dibandingkan wanita hamil di usia lebih dari dari 25 tahun. Depresi postpartum ini akan membuat ibu merasa sedih dan bersalah dalam jangka waktu yang cukup lama setelah melahirkan.
Munculnya stres ini diakibatkan kurangnya kesiapan mental, serta adaptasi ibu hamil dengan lingkungan dan tanggung jawab baru dalam kesehariannya. Kondisi ini tidak ideal karena berujung pada penelantaran anak hingga munculnya pikiran mengenai kematian atau bunuh diri.
Editor : Costa Rando Masihin