PINUSI.COM - Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) kini menjadi sorotan dunia karena telah menyebar ke beberapa negara yang sebelumnya tidak pernah terkena penyakit ini. Namun, apa sebenarnya Cacar Monyet ini? Untuk lebih memahami penyakit ini, mari kita simak penjelasan dari para ahli.
Cacar Monyet bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Denmark pada tahun 1958 saat penelitian pada koloni kera yang kemudian terinfeksi virus cacar. Penyakit ini dinamai Cacar Monyet karena awalnya muncul pada koloni kera, dan virus penyebabnya disebut Monkeypox Virus. Selain monyet, infeksi Monkeypox juga ditemukan pada tikus dan tupai. Virus ini dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan atau cakaran hewan tersebut, kontak dengan cairan tubuh hewan, atau mengonsumsi daging hewan liar yang terinfeksi virus Monkeypox.
Sejak tahun 1970, manusia pertama kali terinfeksi Cacar Monyet di Kongo. Sejak saat itu, kasus Monkeypox pada manusia sering terjadi, terutama di wilayah pedesaan hutan tropis Kongo dan Afrika Barat. Namun, mulai Mei 2022, penyebaran Cacar Monyet menjadi perhatian global karena telah terdeteksi di 92 negara di luar Afrika dan Kongo yang telah menjadi basis penyakit ini. Termasuk dalam penemuan kasus ini adalah Indonesia yang melaporkan 1 kasus pada Agustus 2022. Di seluruh dunia, jumlah kasus Cacar Monyet mencapai lebih dari 35.000 kasus, dengan 12 kematian.
Biasanya, Cacar Monyet lebih sering ditemukan pada laki-laki dewasa muda, tetapi kasus pada anak-anak juga terjadi. Gejala-gejala yang biasanya muncul termasuk demam, sakit kepala, nyeri seluruh tubuh, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang lebih besar dari cacar biasa berukuran sekitar kacang tanah. Ruam ini berisi cairan bening atau nanah. Setelah 3 minggu, ruam akan mengering dan hilang.
Cacar Monyet dapat menular kepada orang lain melalui kontak erat dengan penderita seperti menyentuh ruam kulit atau cairan tubuh, percikan air liur saat bersin dan batuk, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus Monkeypox. Walaupun penyakit ini umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dalam 2-4 minggu, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ini bisa menjadi berat bahkan berujung pada kematian.
Pencegahan Cacar Monyet dapat dilakukan melalui vaksinasi. Vaksin cacar telah terbukti efektif dalam mencegah penyakit ini. Pengadaan vaksin cacar telah mulai dipersiapkan di Indonesia sebagai respons terhadap penyebaran penyakit ini. Vaksin ini biasanya diberikan hanya kepada individu yang berisiko tinggi tertular penyakit ini.
Penyakit Cacar Monyet adalah ancaman serius yang perlu diwaspadai. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan, diharapkan penyebarannya dapat ditekan dan pengobatan dapat diberikan kepada individu yang terinfeksi.