PINUSI.COM - Jika menyukai makanan pedas, Pinusian mungkin sudah terbiasa dengan sensasi lidah yang terasa seperti terbakar, air mata yang mengalir, bahkan kemungkinan sakit perut setelahnya.
Meski terasa pedas, banyak orang tetap ketagihan dengan sensasi ini. Tetapi, apa yang sebenarnya membuat kita ketagihan akan rasa pedas ini?
Rasa pedas memicu reaksi dalam tubuh yang seolah-olah kita sedang dalam situasi berbahaya.
Jantung berdebar kencang, napas menjadi lebih cepat, dan energi tubuh terasa lebih banyak keluar.
Banyak orang menikmati sensasi serupa saat menaiki roller coaster atau menonton film horor. Menariknya, orang yang suka makanan pedas cenderung lebih suka melakukan kegiatan yang memacu adrenalin dan menggetarkan jantung.
Namun, sebenarnya lidah kita tidak terbakar saat makanan pedas. Otak kita seakan 'diperdaya' oleh zat-zat pedas ini agar merasakan sakit.
Zat penyebab rasa pedas memicu reaksi otak untuk menghasilkan hormon penghilang rasa sakit dan hormon yang membuat kita merasa senang.
Inilah yang membuat banyak orang merasa puas setelah mengonsumsi makanan pedas.
Tidak semua orang memiliki toleransi yang sama terhadap rasa pedas. Faktor genetik memainkan peran penting; beberapa orang memiliki lebih sedikit sensor zat pedas di lidah mereka, sehingga mereka bisa menikmati makanan dengan tingkat kepedasan yang tinggi.
Tumbuhan menghasilkan zat pedas agar bijinya terlindungi dari konsumsi serangga dan mamalia.
Meskipun demikian, manusia adalah salah satu dari sedikit mamalia yang menikmati makanan pedas. Ini mungkin terkait dengan kebiasaan nenek moyang kita yang dulu mengonsumsi makanan pedas sebagai cara untuk mengawetkan makanan.
Zat pedas dalam cabai dan makanan pedas lainnya memiliki sifat antibakteri yang dapat melawan pertumbuhan bakteri dan jamur, menjaga makanan agar lebih tahan lama di cuaca hangat.
Bagi yang tidak terlalu suka dengan makanan pedas, jangan khawatir! Pinusian bisa melatih diri dengan bertahap mengonsumsi makanan pedas.
Dengan eksposur yang lebih sering, tubuh akan terbiasa dengan sensasi pedas, dan Pinusian bahkan bisa menjadi lebih terbiasa dengan rasa sakitnya.
Jadi, jika Pinusian penasaran, mengapa tidak mencoba menikmati makanan pedas sedikit demi sedikit? Siapa tahu, mungkin Pinusian akan menemukan ketagihan akan sensasi yang pedas namun memuaskan! (*)