PINUSI.COM - Kita kerap mendapatkan dorongan untuk bangkit. Namun, sering kali kita juga merasa rendah dan kecewa terhadap diri sendiri, karena sadar atas ketidakmampuan untuk bertahan.
Sebagai individu, kita kerap berfokus pada kekurangan, sehingga tak jarang memandang rendah diri sendiri karena merasa tidak mampu.
Healthline melansir, self-talk positif terjadi ketika kita berusaha mendorong diri untuk tetap optimis.
Lewat kata-kata afirmatif, self-talk positif membolehkan kita mengakui kegagalan dan kesedihan, namun juga mendorong diri kita untuk tetap melangkah.
Namun, sadar tidak sadar, dibanding menerapkan self-talk positif, kita cenderung melakukan self-talk negatif.
Menurut Health Direct, self-talk negatif terjadi ketika kita kecewa dan tidak percaya dengan diri sendiri.
Kata-kata seperti “Seharusnya aku bisa lebih baik lagi” atau “Kalau aku lebih pintar, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini,” menjadi wujud atas perasaan marah pada ketidakmampuan diri.
Kedua bentuk self-talk di atas selalu hadir di setiap aspek dan peristiwa di kehidupan kita.
Di dalam hidup, tidak selamanya hal yang kita inginkan akan kita dapatkan, dan tidak selamanya hal yang kita rencanakan akan terjadi.
Pada akhirnya, sangat penting bagi kita untuk menerapkan self-talk positif dalam hidup kita. Lewat self-talk positif, kita dilatih untuk ebih dewasa dan menerima situasi yang ada.
Dikutip dari BetterUp, berikut ini beberapa cara yang dapat membantu menerapkan kebiasaan self-talk positif dalam aktivitas sehari-hari.
Pertama, kita dapat mulai mengucapkan hal-hal positif di pagi hari.
Misalnya, kata-kata seperti “Hari ini adalah hari yang baik, dan aku bisa melewatinya!” Atau, “Aku percaya, aku bisa!” Dapat menjadi dorongan awal untuk tetap positif dalam memulai hari.
Kedua, kita bisa menjadikan self-talk positif sebagai bagian dari aktivitas.
Misalnya, mendengarkan sinar pengembangan diri atau membaca buku tentang kesehatan mental.
Kita juga dapat menuliskan catatan-catatan kecil berisikan kata-kata afirmatif.
Ketiga, berikan diri kita ruang untuk refleksi.
Sering kali pikiran-pikiran buruk menghampiri, memberikan sugesti yang menurunkan motivasi kita dalam beraktivitas.
Kita dapat membuat pikiran tersebut menjadi renungan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. (*)