search:
|
PinNews

Simposium EMTCT 2023, Bentuk Komitmen dan Kolaborasi Perlindungan Perempuan dan Anak dari HIV/AIDS

Hasanah Syakim/ Jumat, 24 Nov 2023 19:00 WIB
Simposium EMTCT 2023, Bentuk Komitmen dan Kolaborasi Perlindungan Perempuan dan Anak dari HIV/AIDS

Stigma negatif terhadap pengidap HIV, menjadi faktor utama ibu hamil enggan melanjutkan pengobatan. Foto: PINUSI.COM/Hasanah Syakim


PINUSI.COM - Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Ayu Oktariani mengatakan, stigma negatif terhadap pengidap HIV, menjadi faktor utama ibu hamil enggan melanjutkan pengobatan. 


UNAIDS mencatat, pada 2022, hanya 18 persen dari seluruh ibu hamil dengan HIV yang menerima obat antiretroviral, untuk mencegah penularan dari ibu ke anak. Di Jakarta, cakupannya bahkan lebih rendah lagi, yakni 15 persen.


Data ini menunjukkan gap yang sangat besar dari target 95 persen yang tercantum dalam Global AIDS Strategi.


Gap ini menyoroti perlunya komitmen yang lebih besar untuk memastikan pengobatan menjangkau setiap individu yang membutuhkan, termasuk ibu hamil.


Melihat situasi tersebut, Ayu menilai menjadi penting adanya kesadaran kolektif bekerja sama dan berfokus pada persoalan perempuan dan anak secara holistik. 


"Mulai dari upaya pencegahan, memaksimalkan pemeriksaan pada ibu hamil, pengobatan deteksi dini pada bayi yang lahir dari ibu HIV, serta dukungan non medis lainnya," kata Ayu, Kamis (23/11/2023).


Di mana, kata Ayu, upaya tersebut juga bisa berpengaruh pada kehidupan sosial dan kesejahteraan perempuan dan anak. 


Dengan demikian, untuk pertama kalinya, elimination of mother-to-child transmission (EMTCT) Simposium digelar di Indonesia pada 27-28 November 2023 di Royal Hotel Kuningan, Jakarta Selatan. 


"Dengan semangat melahirkan komitmen dan kolaborasi untuk mendorong perlindungan perempuan dan anak dari penularan HIV dan kesakitan, dan mendorong percepatan tercapainya triplr eliminasi,"jelas Ayu.


Pertemuan ini diharapkan bisa memperkuat upaya eksplorasi, kolaborasi, dan komitmen antara pemerintah, organisasi profesi, para peneliti, serta komunitas yang perlahan bergerak menuju rencana peningkatan program EMTCT (Eliminasi Penularan HIV dari Ibu ke Anak) di Indonesia. 


Hal itu mengingat berdasarkan estimasi global yang dikeluarkan UNAIDS, perempuan menanggung beban HIV dan AIDS yang menjadi penyebab utama kematian perempuan usia reproduktif. 


Perempuan hamil yang terinfeksi HIV mempunyai risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan, seperti komplikasi karena infeksi, infeksi penyerta termasuk TBC, pneumonia, dan meningitis, karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.


Berdasarkan data kaskade tes dan pengobatan HIV Indonesia yang dilaporkan ke UNAIDS, hingga akhir 2022, hanya 179,659 dari estimasi 540,000 (33 persen) ODHIV yang tercatat sedang menjalani terapi pengobatan ARV.


Hal ini tidak hanya menyebabkan retensi pengobatan menjadi tantangan besar, namun memperbesar pula risiko terjadinya penularan. baik dari sesama orang dewasa, maupun dari Ibu kepada anak yang akan dilahirkannya.


Anggota Divisi Psikososial Lentera Pelangi Magdalena menyebut, Simposium EMTCT juga bertujuan menghilangkan mitos dan asumsi  umum terkait EMTCT, dan implementasinya di kalangan pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan. 


"Menyajikan strategi penerapan EMTCT dan pembelajaran baik dari negera lain di kawasan Asia-Pasifik," terangnya. 


Selain itu, kata Magdalena, simposium ini juga bertujuan mendiskusikan dan menyepakati faktor-faktor penentu utama, serta langkah-langkah yang mungkin dilakukan ke depan.


"Langkah-langkah yang mungkin dilakukan ke dapan dalam penerapan EMTCT di seluruh Indonesia," imbuhnya. (*) 



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Hasanah Syakim

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook