search:
|
PinNews

PBNU Dukung Pengajian Cinta Tanah Air yang Digelar BNPT untuk Cegah Paham Radikalisme 

Gabriella Hanyokrokusumo/ Sabtu, 16 Mar 2024 23:30 WIB
PBNU Dukung Pengajian Cinta Tanah Air yang Digelar BNPT untuk Cegah Paham Radikalisme 

Adakan pengajian cinta tanah air, kegiatan BNPT mendapat dukungan dari PBNU. Foto: Istimewa


PINUSI.COM - Untuk mencegah paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam bentuk kesiapsiagaan, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi melalui pengajian.

"Dengan menghidupkan pengajian yang mengajarkan jemaahnya untuk cinta Tanah Air, pintu radikalisme dapat ditangkal."

"Karena ajaran Islam ahlussunah yang mengakar di masyarakat Indonesia mempunyai kearifan lokal dalam menangkal radikalisme," kata Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) di Jakarta, Sabtu (16/3/2024).

Gus Fahrur menambahkan, paham radikalisme dapat menjangkiti semua agama, di mana radikalisme agama dinilai lebih berbahaya dibandingkan radikalisme lainnya.

Kepada pihak aparat penegak hukum juga agar lebih masif melakukan penindakan terhadap para terduga terorisme.

"Mengingat ada iming-iming surga dan semua orang yang beragama tentu menginginkan surga."

"Dan kuncinya di sini adalah penegakan hukum dan keadilan."

"Kita semua harus tunduk kepada aturan, diskriminasi terhadap satu agama tertentu juga akan memantik pertikaian dan radikalisme," imbuh Gus Fahrur.

Sebelumnya Direktur Deradikalisasi BNPT Ahmad Nurwakhid menjelaskan, BNPT terus melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme di lingkungan masyarakat.

Salah satu upaya pencegahan tersebut dilakukan dengan pengajian-pengajian dan ceramah yang menekankan cinta tanah air serta nilai-nilai persatuan dan kesatuan, sebagai bagian dari kontra radikalisasi dalam menangkal narasi propaganda kelompok terorisme.

"Terkait pencegahan radikalisme dan terorisme saat Ramadan, prinsipnya kita adalah melakukan kegiatan pencegahan secara terus-menerus dan berlangsung di tengah-tengah masyarakat, baik dalam bentuk kesiapsiagaan kita, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi."

"Kontra radikalisasi di sini berarti menangkal narasi, ideologi, dan propaganda kelompok teroris agar tidak mempengaruhi masyarakat," jelasnya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Gabriella Hanyokrokusumo

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook