search:
|
PinNews

Kuping Panjang Dayak Pukau Pameran Budaya di Belanda

Selasa, 11 Jun 2024 20:04 WIB
Kuping Panjang Dayak Pukau Pameran Budaya di Belanda

Senandung Lemalu. Kidung suku Dayak yang dilantunkan Leq Lawing diiringi petikan Sampe Uyou Maris di Belanda. Foto: Humas Long Ears Through the Lens


PINUSI.COM, JAKARTA - Tradisi Kuping Panjang Dayak sampai ke Belanda. Dikemas dalam Pameran Budaya Long Ears Through The Lens.

Yang dihadirkan ke sana adalah Yeq Lawing. Dia tokoh perempuan adat Dayak dari Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Di sana Lawinf memukai ribuan pasang mata. Ia spesial tampil dalam pameran budaya tersebut.

Gelaran pameran budaya ini diketuai oleh Yani Saloh. Kata dia, Long Ears Through the Lens digagas untuk mengeksplorasi tradisi Kuping Panjang Dayak.

"Melalui Pameran Etno-fotografi karya Ati Bachtiar," terangnya, Selasa (11/6).

Sejumlah aktivis digelar dalam pameran itu. Mulai dari pertunjukan budaya, pemutaran film singkat, dialog budaya dan identitas. Event ini berlangsung 31 Mei hingga 10 Juni.

Pameran Kuping Panjang mengundang masyarakat Belanda dan diaspora Indonesia di sana. Tujuannya jelas, melestarikan warisan budaya.

Event ini berlangsung di sejumlah titik.  31 Mei-1 Juni di Museum Sophiahof Den Haag.  1-2 Juni di Pasar Indonesia De BroodFabriek Rijswijk. 5 Juni di Rotterdam. 6 Juni di KBRI Den Haag. Dan 8-9 Juni di Taman Indonesia Dierenpark.

Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas mengundang langsung tim Kuping Panjang. Mereka memeriahkan acara Pasar Indonesia di Kota Rijswijk.

Tim Kuping Panjang mengisi panggung selama dua hari berturut-turut. Dua ribu penonton dibuat terpukau oleh penampilan Sape Uyau Moris. Alunan iramanya mengiringi tarian Hudoq dan Mandau oleh Ding Hibau serta tarian Enggang oleh Belai, Jenna dan Novarita.

Kata Yani, selama dua hari kegiatan, KBRI Den Haag memecahkan rekor. Dihadiri total 19 ribu pengunjung. Berasal dari diaspora Indonesia dan komunitas Belanda pencinta Indonesia.

“Ada banyak antusias dari peserta yang hadir, baik warga Belanda maupun Indonesia yang tinggal di Belanda," ucapnya.

Ia menaruh harapan. Upaya ini bisa memperkuat semangat pelestarian budaya. Untuk identitas diri Dayak bagi anak muda dan promosi keragaman budaya Indonesia.



Editor: Fahriadi Nur

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook