search:
|
PinNews

KOMPOLNAS BISA BERI TINDAK ETIK TERKAIT PEMBUAT VIDEO PENANGKAPAN COKI JIKA TERBUKTI MERENDAHKAN TERSANGKA

Sabtu, 11 Sep 2021 16:34 WIB
KOMPOLNAS BISA BERI TINDAK ETIK TERKAIT PEMBUAT VIDEO PENANGKAPAN COKI JIKA TERBUKTI MERENDAHKAN TERSANGKA

Jika video tersebut di bubuhi dengan narasi yang merendahkan tersangka, maka yang membuat video tersebut perlu di lakukan tindak etik.

Pinusi.com - Ketua harian Komisi Kepolisisan Nasional Irjen (purn) Benny Mamoto mendukung sikap Polda Metro Jaya terkait video penangkapan Coki Pardede. Video penangkapan komika tersebut viral di media sosial pada beberapa lalu.

Melansir CNN Indonesia, hal tersebut di perkuat oleh statement Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto saat di hubungi, Jumat (10/9/2021).

"Kalau terbukti dalam kasus penangkapan Coki seperti dalam video yang beredar. Di rekam oleh anggota dan di bubuhi dengan narasi yang merendahkan orang yang menjadi terasngka. Maka perlu kami lakukan tindakan etik," jelasnya.

Benny menuturkan perlu penindakan terhadap anggota kepolisian yang bertugas agar kedepannya tak merusak citra Polri. Karena menurutnya, video tersebut sangat memungkinkan di rekam anggota yang sedang bertugas.

Benny yang merupakan seorang pensiunan jenderal polisi menilai umumnya penyidik perlu mempunyai rekaman video sebagai bentuk dokumentasi bukti apabila proses hukumnya bermasalah di kemudian hari.

"Kami sering melihat anggota yang di lengkapi dengan body cam, ini juga merupakan bukti pertanggungjawaban pelaksanaan tugas," ucap dia.

Meskipun demikian, video tersebut tak seharusnya menjadi konsumsi publik. Apalagi jika memuat narasi-narasi yang merendahkan seseorang meskipun merupakan tersangka.

Meski begitu, Benny tidak menutup kemungkinan apabila sebenarnya yang merekam video tersebut merupakan masyarakat sipil di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Oleh karena itu, Kompolnas mendorong agar dilakukan evaluasi dan pendalaman pada internal Polri terkait peristiwa tersebut.

REKAMAN VIDEO PENANGKAPAN

Beberapa waktu yang lalu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menuturkan rekaman video penangkapan Coki Pardede yang tersebar di media sosial di anggap tak etis. Ia menyayangkan langkah yang di lakukan oleh anggotanya.

Hal itu di sampaikan dalam rapat minggu bersama jajaran Polda Metro Jaya pada Senin (6/9/2021). Arahan Kapolda tersebut di bagikan dalam sebuah rekaman video pada akun instagram @kapoldametrojaya.

"Saya lihat video (penangkapan) kemarin viral di medsos, di samping tidak etis, ia juga merendahkan harkat dan martabat manusia." kata Fadil memberikan arahan pada anggotanya secara daring.

Fadil menuturkan, video tersebut di duga menggunakan kalimat yang merendahkan Coki sebagai tersangka sehingga tak baik untuk menjadi konsumsi publik.

Selain itu, Jenderal bintang dua tersebut juga meminta anggotanya agar tak bertindak berlebihan. Seperti memajang serta menenteng senjata api laras panjang saat melakukan konferensi pers dalam kasus korban penyalahgunaan narkoba.

Menurutnya, hal itu dapat dilakukan anggotanya jika konferensi pers yang di gelar bersama dengan tersangka bandar narkoba yang harus kita waspadai faktor keamanannya. (edw)


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook