search:
|
PinNews

Junta Militer Eksekusi Mati Aktivis, ASEAN : Hal Tercela

Rabu, 27 Jul 2022 16:29 WIB
Junta Militer Eksekusi Mati Aktivis, ASEAN : Hal Tercela

PINUSI.COM, Kamboja - Pasca militer menguasai pemerintahan Myanmar dan telah mengumumkan eksekusi mari empat aktivis, kritikan datang dari dunia Internasional termasuk negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Rabu (27/7/2022).

Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara yang diketuai oleh Kamboja menegaskan bahwa mengadili dengan mengeksekusi mati merupakan perbuatan yang "sangat tercela".

ASEAN menyatakan sangat terganggu dan sangat sedih atas eksekusi terhadap empat aktivis tersebut, pasalnya terjadi hanya seminggu menjelang pertemuan ASEAN berikutnya.

“Pelaksanaan hukuman mati, hanya seminggu sebelum pertemuan ke-55 tingkat menteri ASEAN, sangat tercela,” dalam keterangan rilis Kamboja dikutip AFP pada Selasa (26/7/2022).

Hukuman tersebut dinilai tidak menunjukkan junta militer dalam mendukung Konsensus Lima Poin yang sudah disepakati oleh semua anggota perhimpunan.

Lima poin yang dimaksud adalah bertujuan pada kepercayaan dan keyakinan guna menelurkan dialog antara semua pihak terkait dan juga mengakhiri konflik kekerasan dan meringankan derita orang yang terbukti tidak bersalah.

Akibat eksekusi tersebut, membuat seluruh dunia mengecam tindakan Myanmar namun Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Asia Tenggara ini menyerukan untuk semua pihak tetap tenang dan menahan diri.

"Kami dengan tegas menyerukan kepada semua pihak terkait untuk berhenti mengambil tindakan yang hanya akan memperburuk krisis, menghalangi dialog damai di antara semua pihak terkait, dan membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Myanmar, tetapi juga di seluruh kawasan,” ucap ASEAN.

Kamboja menginstruksikan kepada seluruh pihak guna mengambil tindakan nyata untuk tetap implementasikan Konsensus Lima Poin secara efektif.

ASEAN terus mengupayakan Myanmar kembali pada keadaan normal dan stabilitas politik serta menemukan solusi politik damai atas krisis saat ini melalui dialog inklusif yang dipimpin dan dimiliki oleh Myanmar.

“Ini sangat dibutuhkan untuk mencegah lebih banyak korban jiwa dan mengakhiri penderitaan rakyat Myanmar,” kata ASEAN.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook