PINUSI.COM - Anies Baswedan berpikir matang mengenai kemungkinan kembali bertarung dalam Pilkada Jakarta, sebagai calon gubernur untuk periode 2024-2029.
Ia mengaku telah menerima undangan dari beberapa partai politik, serta mendapat dorongan kuat dari beragam elemen masyarakat untuk maju lagi.
Berbicara di Kampung Muara Baru Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (19/5/2024), Anies mengaku sudah ada undangan dari parpol.
Ia juga mengungkapkan, berbagai kelompok masyarakat secara rutin mendatangi rumahnya setiap minggu dengan keinginan yang sama.
"Masyarakat juga bisa dibilang seminggu 3 sampai 4 kali di rumah berdatangan, berbagai kelompok mengundang untuk saya kembali ke Jakarta," ungkap Anies.
Meskipun demikian, Anies menegaskan tidak ingin tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Ia akan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh serta meminta petunjuk dari Tuhan.
"Saya InsyaAllah (salat) istikharah, saya ingin pertimbangkan."
"Kalau ada aspirasi saya akan amat serius mempertimbangkan," ujarnya.
Anies menyatakan, motivasi terbesarnya untuk kembali memimpin Jakarta adalah untuk menciptakan keadilan yang merata bagi semua warga.
Dia menjelaskan, selama ini, misi utamanya adalah menghadirkan keadilan, baik melalui aksi di dalam maupun di luar pemerintahan.
"Iya kan memang dari dulu misi yang dibawa adalah menghadirkan keadilan, jika saya tidak berada di dalam pemerintahan, ya di luar kami membuat gerakan," tutur Anies.
Anies juga berbicara tentang berbagai gerakan yang ia terlibat, seperti Indonesia Mengajar dan Turun Tangan, yang memiliki misi yang senada dengan misi keadilan yang ia anut.
Namun demikian, ia menyatakan saat ini ia sedang mempertimbangkan kemungkinan maju kembali sebagai gubernur Jakarta.
Anies berharap jika ia memutuskan kembali maju, maka ketidakadilan yang ada dapat berkurang.
Baginya, Jakarta harus menjadi kota yang memastikan semua warganya mendapatkan hak yang setara tanpa terkecuali.
"Ketidakadilan itu terjadi tidak boleh dibiarkan, jangan sampai Jakarta menjadi kota yang hanya memfasilitasi yang sudah makmur, karena yang sekarang makmur dulu datang ke Jakarta juga tidak bawa apa-apa," bebernya. (*)