PINUSI.COM - Kecelakaan tragis pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, mengakibatkan 176 korban jiwa. Salah satu penumpang sempat mengirim pesan terakhir yang menyebut adanya burung tersangkut di sayap pesawat.
Dilansir dari News1, Minggu (29/12/2024), seorang penumpang mengirimkan pesan singkat kepada kerabatnya sebelum kecelakaan. Pesan itu berbunyi, “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?”
Pesawat yang mengangkut 181 orang, terdiri atas 175 penumpang dan 6 awak, mengalami kecelakaan fatal setelah tergelincir di landasan pacu. Dua awak pesawat selamat dan saat ini dirawat di rumah sakit. Namun, tiga orang penumpang masih belum ditemukan.
Baca Juga: Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
Menurut Kementerian Transportasi Korea Selatan, pesawat ini diproduksi pada tahun 2009 dengan dua mesin CFM56-7B26 buatan perusahaan CFM International, kolaborasi antara GE Aerospace dan Safran dari Prancis.
Seorang juru bicara CFM menyampaikan belasungkawa, “Kami sangat sedih atas kehilangan ini. Kami menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga korban.”
Sebelum insiden, menara kontrol Bandara Internasional Muan mengeluarkan peringatan bird strike (serangan burung) pada pukul 08.57 waktu setempat. Satu menit kemudian, pilot melaporkan kondisi darurat dengan mengumumkan “mayday.”
Baca Juga: Rampung Januari 2025, Proses Seleksi Calon Jemaah Haji Capai 80 Persen
Pesawat mencoba mendarat pada pukul 09.00 tanpa roda pendaratan, yang menyebabkan tergelincirnya pesawat hingga menabrak dinding perimeter dan akhirnya terbakar pada pukul 09.03.
“Kami telah mengonfirmasi bahwa menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung saat pesawat mendekati landasan pacu,” ujar Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan.
CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas tragedi ini. Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung, ia menyatakan bahwa pesawat tidak memiliki riwayat kerusakan sebelumnya. “Kami akan bekerja sama penuh dengan penyelidik dan memastikan dukungan untuk keluarga korban menjadi prioritas utama,” katanya.
Sementara itu, Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat, menegaskan bahwa pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi di Bangkok tanpa indikasi masalah teknis.
Tragedi ini telah meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. Tangisan dan ungkapan duka terdengar di Bandara Muan, tempat insiden terjadi. Pencarian terhadap tiga penumpang yang masih hilang terus dilakukan oleh pihak berwenang.