PINUSI.COM - Hamil bisa menjadi momen yang menyenangkan sekaligus menegangkan.
Sebab, ketika ibu hamil bahagia karena akan memiliki bayi, ia juga harus bisa menjaga kesehatannya sendiri dan kesehatan bayinya, karena itu berpengaruh pada keselamatan dirinya dan bayinya di masa depan.
BACA LAINNYA: Ketahui Frekuensi Ideal Mandi dalam Sehari, Beda Umur Berbeda Kebutuhan
Hal ini terkadang dapat menimbulkan stres bagi ibu hamil, karena takut membahayakan atau kehilangan janin, karena tidak dapat menjaga kesehatannya sendiri. Misalnya, mengalami masalah perut atau tekanan darah tinggi karena tidak bisa menjaga pola makan.
Selain itu, rasa tidak nyaman selama kehamilan seperti mual, muntah, nyeri pinggang, kelelahan atau konstipasi, juga dapat menyebabkan stres bagi ibu hamil.
Stres yang berkelanjutan dapat berpotensi membahayakan kesehatan ibu hamil dan janinnya, apalagi jika ibu hamil memiliki masalah serius lainnya, dan tidak memiliki teman untuk diajak bicara.
Stres yang kerap terjadi semasa kehamilan tak hanya mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin, tetapi juga mempengaruhi status psikologis anak setelah lahir. Sebab, apa yang ibu rasakan, janin dalam kandungan juga bisa merasakannya.
BACA LAINNYA: 6 Manfaat Timun Suri yang Cuma Muncul Saat Ramadan
Penelitian menunjukkan, selama kehamilan, bayi merasakan apa yang ibunya rasakan, dan dengan intensitas yang sama.
Mengutip RMC Health System, artinya jika ibu menangis, maka bayi akan merasakan emosi yang sama.
Padahal, sebuah penelitian yang dilakukan UC Irvine menunjukkan, emosi seorang ibu dapat mempengaruhi perkembangan bayi sebelum dan sesudah lahir.
Oleh karena itu, ibu hamil harus mengetahui cara mengelola emosi dan menjauhi stres. (*)
Editor: Yaspen Martinus