PINUSI.COM - Perut buncit sering menjadi permasalahan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Selain mengganggu penampilan, perut buncit bisa memicu berbagai risiko penyakit seperti obesitas dan penyakit jantung.
Perut buncit disebabkan adanya penumpukan lemak di perut, atau bisa disebut lemak viseral.
BACA LAINNYA: Mandi Setelah Berolahraga, Ini yang Harus Diperhatikan
Kebiasaan sehari-hari juga turut menjadi penyebab perut buncit.
Lalu, apa saja kebiasaan sehari-hari yang bisa membuat perut tampak buncit?
1. Kurang tidur
Penelitian dari Journal of clinical sleep medicine mengatakan, durasi tidur yang singkat dapat menambah berat badan.
Hal ini karena adanya kelebihan lemak perut yang bisa menyebabkan perut buncit.
Ketika kurang tidur, kita cenderung lebih banyak makan yang memungkinkan lemak perut bertambah.
2. Malas olahraga
Malas olahraga adalah kebiasaan yang tidak sehat namun tetap dilakukan.
Kelebihan kalori dalam tubuh harus dibakar dengan berolahraga, agar tidak menjadi lemak yang menumpuk di area perut.
3. Kurang minum
Saat dehidrasi, maka fungsi lipolisis atau proses pembakaran lemak menjadi energi akan menurun.
Dehidrasi juga membuat organ-organ tubuh tidak bekerja secara optimal.
Dampaknya, lemak yang tidak terbakar akan disimpan di dalam tubuh dan membuat perut jadi buncit.
4. Makan larut malam
Meski tidur dapat membakar kalori, tubuh tidak bisa melakukannya secara optimal ketika kamu beristirahat dalam keadaan perut penuh.
Makan larut malam dan berbaring setelahnya juga bisa memicu GERD.
Kondisi ini terjadi akibat perubahan gravitasi, sehingga tubuh tidak dapat menarik makanan di perut menuju ke organ pencernaan selanjutnya.
Maka dari itu, telat makan dan berbaring setelah makan dapat membuat perut buncit.
5. Terlalu banyak makan gorengan atau makanan berminyak
Asupan lemak trans yang tinggi bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Gorengan atau makanan lain yang digoreng dalam waktu lama mengandung kalori, garam, dan lemak yang tinggi.
Ketiganya merupakan faktor penyebab perut bisa tampak buncit dan meningkatkan bahaya obesitas. (*)
Editor: Yaspen Martinus