PINUSI.COM - Ketua Komite Olahraga Rekreasi Nasional Indonesia (Korni) Kota Bekasi Wiwiek Hargono mengungkapkan, kesehatan reproduksi pada perempuan tergantung pola hidup yang dijalankan.
Kesehatan reproduksi merupakan kesejahteraan secara fisik, mental, dan sosial secara utuh. Sehingga, bukan hanya bebas dari penyakit, namun juga segala aspeknya, meliputi fungsi serta prosesnya.
Wiwiek mengatakan, menjaga pola hidup membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.
"Menjaga pola hidup bersih dan sehat, tentu berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup seperti tidak mudah terjangkit penyakit."
"Namun hal ini juga tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan dilakukan bersama dengan anggota keluarga lainnya dan didukung oleh kondisi lingkungan sekitar," tambahnya, beberapa waktu lalu.
Meskipun begitu, istri Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono ini mengaku terkadang tergoda oleh makanan makanan berlemak.
"Kalau dibilang menjaga banget sih enggak ya, terkadang masih suka kegoda untuk makan gorengan atau yang berlemak."
"Tapi setiap harinya saya memang mengonsumsi buah dan sayur serta sempatkan olahraga," tutur Wiwiek.
Pernyataan yang selaras pun dilontarkan oleh Founder Perempuan Sadar Vagina (PSV), Dokter Inge Satyo Ariyanto.
Ia mengatakan, pola hidup yang tidak sehat akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.
"Karena memang sehat atau tidaknya organ reproduksi kita 80% disebabkan oleh pola atau gaya hidup dan 20% faktor dari genetik, herediter, dan idopatik," ucap Dokter Inge.
Bahkan menurut Dokter Inge, penyakit yang menyerang organ reproduksi dapat membahayakan, karena pola hidup sehat merupakan kunci.
"Penyakit menular seksual atau kanker serviks, bila kita lihat ini terjadi karena kuman normal yang jahat jumlahnya banyak dari 5%, serta kuman normal baik yang berjumlah kurang dari 95%."
"Dan adanya migrasi kuman dari luar yang menyebabkan penyakit menular seksual dan kanker serviks. Di mana ini semua penyebabnya adalah pola hidup yang tidak sehat," tuturnya. (*)