search:
|
PinRec

Penelitian Teranyar Ungkap Vape Bisa Pengaruhi Sistem Reproduksi Manusia

Sarah Salsabilla/ Kamis, 07 Sep 2023 21:00 WIB
Penelitian Teranyar Ungkap Vape Bisa Pengaruhi Sistem Reproduksi Manusia

PINUSI.COM - Beberapa orang masih beralasan dan memercayai vape kurang berbahaya daripada merokok.

New York Post pada 5 September 2023 melansir sebuah studi baru mengenai vape dari jurnal medis Spanyol Revista Internacional de Andrologia.

Mereka memperingatkan vape dapat menurunkan jumlah sperma, melemahkan libido, dan mengecilkan testis.

BACA LAINNYA: Sumber Mata Air Aqua di Subang Bisa Dipakai untuk Berenang, Segini Harga Tiket Masuknya

Penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus jantan. Awalnya, ilmuwan Turki melakukan pembacaan ukuran testis tikus, sebelum dan sesudah hewan tersebut terpapar asap rokok dan vape.

Penelitian tersebut mengukur banyaknya sperma yang dapat dihasilkan tikus, bentuk testis di bawah mikroskop, dan mengidentifikasi penanda stres dalam darah dan alat kelamin tikus.

Hasilnya, jumlah sperma tikus yang terpapar vape sebanyak 95,1 juta sperma per mililiter, sedangkan tikus yang tidak terpapar zat nikotin apa pun sebanyak 98,5 juta per mililiter.

BACA LAINNYA: Tiga Jenis Kopi Arabika Khas Nusantara Disajikan di KTT ASEAN 2023

Pada kelompok tikus yang terpapar asap rokok memiliki jumlah sperma terendah dari ketiga kelompok, yaitu 89 juta sperma per mililiter.

Testis pada kelompok ini berukuran paling kecil, dan beratnya lebih ringan dibandingkan tikus yang terpapar vape.

"Harus dipertimbangkan bahwa meskipun cairan (vape) dianggap tidak berbahaya dalam studi berhenti merokok, hal itu dapat meningkatkan stres oksidatif dan menyebabkan perubahan morfologi pada testis," tulis peneliti.

Studi lain (2020) penelitian Denmark menemukan, pria yang menggunakan vape setiap hari memiliki jumlah total sperma yang jauh lebih rendah, dibandingkan orang yang tidak menghisap vape.

"Untuk menjadi pilihan yang aman dalam studi berhenti merokok, dampaknya terhadap masyarakat perlu diberikan pencerahan," ungkap peneliti.

Diperkirakan terdapat 12 juta orang dewasa yang menggunakan vape saat ini, sementara jutaan anak-anak dan remaja mulai tergabung dalam populasi penggunaan vape.

Johns Hopkins Medicine melansir, vape juga mengandung nikotin, sebuah komponen pada rokok yang bisa membuat penggunaan vape maupun rokok biasa merasa ketagihan.

Banyak penelitian mengenai komposisi dan efek cairan vape menunjukkan vape bukan pengganti produk tembakau yang ideal. (*)

https://pinusi.com/tips-merintis-karier-freelancer-berdasarkan-pengalaman-pribadi-youtuber-velysia-zhang/

Editor: Yaspen Martinus



Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook