search:
|
Aktual

Musibah Sriwijaya Air SJ182 & Catatan Buruk Penerbangan Sipil Indonesia

Rabu, 13 Jan 2021 08:00 WIB
Musibah Sriwijaya Air SJ182 & Catatan Buruk Penerbangan Sipil Indonesia

Tim Sar meletakan kantong jenazah korban Pesawat Stiwijaya Air SJ182 (Foto:AFP)


Potongan tubuh korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182, terevakuasi satu per satu

PINUSI.COM – Penerbangan Sriwijaya Air SJ 182, rute Jakarta-Pontianak alami kecelakaan, Kejadian ini menambah panjang daftar insiden penerbangan sipil di tanah air. Tercatat, Indonesia miliki rekor kecelakaan penerbangan sipil terburuk di Asia.

Sabtu (9/1/2021) lalu, pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh ke laut, selang 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Menurut manifest maskapai, sebanyak 62 orang—gabungan penumpang dan kru—diangkut oleh pesawat jenis Boeing 737 ini dan sampai sekarang masih belum ada korban selamat.

Dari ruang pemantau, keberadaan pesawat ini tidak lagi terpantau sejak pukul 14:40 WIB. Tak lama berselang, Djunaedi, Bupati Kepulauan Seribu membenarkan dugaan yang tengah mulai berkembang,

Dia mengonfirmasi, memang benar ada pesawat jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. “Saat ini sedang ada pencarian. Infonya ada (pesawat) yang jatuh, meledak di Pulau Laki,” ujar Djunaedi.

BACA JUGA: SRIWIJAYA AIR SJ182, NYARIS RENGGUT JIWA SATU KELUARGA

Senin (11/1/2021) kemarin, Pinusi mendapat kabar soal rencana Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, yang ingin mengunjungi kediaman keluarga penumpang, korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ182.

Anies Kunjungi Kediaman Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ182. (Pinusi/Fandi Elvan)

Pada malamnya, benar saja, Anies terlihat berada di Kawasan Petukangan Jakarta Selatan, di kediaman keluarga korban, penumpang pesawat, Asy Habul Yamin dan Faisal Rahman. Pengurus RT hingga pihak Kecamatan turut mendampingi Anies.

Maksud berkunjung, Anies ingin menyampaikan langsung ucapan bela sungkawa kepada pihak keluarga korban. Sekaligus juga, ingin memastikan kondisi keluarga korban dan mengetahui hal apa yang bisa Pemprov bantu, langsung dari mulut keluarga korban.

Tak banyak informasi yang bisa Pinusi gali, sebab pihak keluarga menyatakan tidak berkenan ada peliputan atau pun kehadiran wartawan. Alasan mereka, masih dalam suasana berduka. Keesokannya, Selasa (12/1/2021) Pinusi sambangi lagi kediaman keluarga korban.

Tanggapan dan respon pihak keluarga masih sama, belum berkenan ada peliputan atau kunjungan awak media. Alasan pun juga sama, masih dalam suasana berkabung. Namun, pihak keluarga menginformasikan kepada Pinusi, bahwa sudah dapat kabar dari RS Polri Jakarta Timur, mengenai jenazah Asy Habul Yamin sudah teridentifikasi.

Sriwijaya Air SJ182
Foto: Istimewa (Pinusi/Fandi Elvan)

Proses identifikasi melalui pencocokan sidik jari jempol kanan dengan data yang terekam di E-KTP. Kini pihak keluarga masih menunggu hasil identifikasi jenazah Faisal Rahman, untuk keperluan pemakaman nantinya.

Sekadar catatan, sehari sebelum berkunjung, Gubernur Anies, telah menyampaikan ucapan bela sungkawa melalui akun Twitter miliknya. Bersama unggahannya itu, Anies turut menyampaikan bahwa Pemprov DKI Jakarta ikut terlibat dalam proses pencarian korban. "Pemprov DKI Jakarta telah menurunkan tim gabungan dari Dishub, Tim SAR, Tim Rescue Disgulkarmat, Satpol PP, Dinkes, Dinas LH dan PMI," tuturnya.

KOTAK HITAM SRIWIJAYA AIR SJ182

Genap sudah empat hari proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 berlangsung. Selasa (12/1/2021) tim kembali menemukan potongan tubuh, dugaan sebuah bagian punggung korban. KRI Tenggiri-865 langsung mengevakuasi temuan ke JITC 2 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.

Mayor Laut Tony Hermawan, Komandan KRI Tenggiri-865 mengungkap bahwa pihaknya berhasil menemukan dan membawa empat kantong jenazah berisikan bagian tubuh penumpang pesawat.

Dari seluruh kantong jenazah, ada satu kantong jenazah yang bentuknya cukup menyolok mata. Belakangan informasi menyebut kantong itu berisikan potongan tubuh penumpang pesawat. Dugaan, potongan tubuh tersebut adalah bagian tubuh tanpa kaki, tangan serta kepala.

“Satu kantong berisi perlengkapan pribadi korban, satu kantong berisikan serpihan pesawat, kemudian ada empat kantong yang berisi bagian tubuh dari salah satu penumpang,” ujar dia kepada awak media.

Black Box Flight Data Recorder (FDR) Milik Sriwijaya Air SJ182 Telah Ditemukan

Sore harinya, sekitar pukul 16:00 WIB, benda diduga kotak hitam atau black box milik Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan. Kemudian, black box pun langsung dibawa ke JICT 2 Tanjung Priok.

Evakuasi black box dilakukan menggunakan kapal sea rider yang berisi para tim penyelam dari Dislambair dan tim SAR gabungan lainnya. Mengenai letak lokasi, black box ini ditemukan di antara Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu. Saat ditemukan, benda itu tersimpan dalam kotak besar dengan tutup warna biru.

3 DEKADE, RIBUAN JIWA MELAYANG

Musibah penerbangan Sriwijaya Air SJ 182, adalah kecelakaan pesawat pertama di tahun ini. Sisi lain, musibah ini juga menambah panjang daftar kecelakaan pesawat di Indonesia. Kurun 29 tahun belakangan, sudah ribuan bahkan puluhan ribu nyawa melayang akibat kecelakaan pesawat.

Ilustrasi: Kecelakaan Pesawat di India

Menghimpun berbagai sumber, Pinusi merangkum beberapa insiden penerbangan yang memakan banyak korban jiwa, rinciannya:

  • 24 Juli 1992

Pesawat Mandala Airlines penerbangan 660 menabrak Bukit Inahau saat akan mendarat di Bandar Udara Pattimura, Ambon. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 70 orang tewas.

  •  26 September 1997

Pesawat Garuda Indonesia penerbangan 152 jurusan Jakarta-Medan jatuh di desa Buah Nabar, Sumatera Utara. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 234 orang tewas. Kecelakaan ini tercatat sebagai kecelakaan pesawat dengan jumlah korban jiwa terbanyak di Indonesia hingga saat ini.

BACA JUGA: INILAH TEMUAN TIM EVAKUASI SRIWIJAYA AIR SJ182
  •  30 November 2004

Pesawat Lion Air penerbangan 538 yang berangkat dari Jakarta tergelincir saat mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Surakarta. Dalam kecelakaan tersebut 26 penumpang tewas dan 142 lainnya mengalami luka-luka.

  •  5 September 2005

Pesawat Mandala Airlines penerbangan RI 091 gagal lepas landas dari Bandara Polonia, Medan. Pesawat yang dijadwalkan menuju Jakarta tersebut menerobos pagar bandara dan menabrak perumahan penduduk di Jl. Jamin Ginting, Medan. Sebanyak 100 penumpang pesawat tewas, hanya 17 yang selamat. Sementara korban dari masyarakat disebut 41 orang dinyatakan tewas.

  • 1 Januari 2007

Pesawat Adam Air penerbangan 574 jurusan Surabaya - Manado jatuh di Selat Makassar dan masuk ke kedalaman lebih dari 2.000 meter. Sebanyak 102 penumpang dan awak pesawat tak terselamatkan.

  • 28 Desember 2014

Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8591 yang terbang dari Surabaya ke Singapura mengalami kecelakaan. Puing-puing pesawat dan tubuh manusia ditemukan dua hari berselang. Sebanyak 162 penumpan dan awak pesawat dinyatakan tewas. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi mengenai bagian rudder-travel-limiter pada bagian ekor pesawat rusak dan pilot menaggapinya dengan kesalahan fatal.

  • 29 Oktober 2018

Pesawat Lion Air JT 610 yang berangkat dari Jakarta menuju Pangkal Pinang jatuh di area perairan Karawang, Jawa Barat. Sebanyak 189 orang penumpang tewas.

CATATAN BURUK SE-ASIA

Sejak 1946 Indonesia menjadi salah satu negara dengan rekor kecelakaan penerbangan sipil terburuk di Asia. Data milik Aviation Safety Network menyebutkan, saat Indonesia baru berusia setahun, setidaknya ada 104 kecelakaan penerbangan sipil yang terjadi.

Kecelakaan pesawat senantiasa dikaitkan dengan buruknya kemampuan pilot, kegagalan mekanis, masalah kontrol lalu lintas udara, dan perawatan pesawat yang buruk, maka tidak demikian dengan insiden serupa dalam beberapa tahun terakhir. Ada juga pengaruh faktor lain seperti ekonomi, sosial dan geografis.

Sriwijaya Air SJ182
Dok: TNI AL

Begitu buruknya, hingga pada periode 2007-2016,  Amerika Serikat sempat melarang maskapai Indonesia beroperasi, karena memiliki masalah keselamatan. Kebijakan ini kemudian diikuti oleh Uni Eropa pada periode 2007-2018.

Sedari 1946 hingga 2020, setidaknya terjadi 153 kecelakaan fatal dengan total 3.039 korban jiwa. Tercatat juga masa buruk dialami saat terjadi 7 kecelakaan di tahun 2009 dan 6 insiden di 1988. Contoh kasusnya, kecelakaan yang menimpa pesawat Garuda Indonesia penerbangan 152 jurusan Jakarta-Medan pada 26 September 1997 menjadi yang terburuk di Indonesia.

Pesawat GA 152 jatuh di desa Buah Nabar, Sumatera Utara hingga menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 234 orang. Insiden ini tercatat sebagai kecelakaan pesawat dengan jumlah korban jiwa terbanyak di Indonesia hingga saat ini.

SETINGKAT INDIA

Catatan Aviation Safety Network menunjukkan Vietnam memiliki 100 kecelakaan fatal yang merenggut 1.423 korban jiwa. Vietnam mengalami masa kelam kecelakaan penerbangan sipil terburuk pada 1967 sebanyak 16 insiden.

Namun Vietnam hanya mencatat setidaknya satu kecelakaan penerbangan pada 1989, 1992, 2005, 2008, dan 2016. Selama tiga tahun terakhir sejak 2017 hingga 2020 Vietnam tidak mengalami kecelakaan penerbangan.

Tak hanya Vietnam, Filipina juga telah lama keluar dari mimpi kelam insiden kecelakaan pesawat. Pada 1965 Filipina mencatatkan angka tertinggi kecelakaan penerbangan sebanyak tujuh insiden sepanjang tahun. Sejak 1946 Filipina tercatat memiliki 100 kecelakaan fatal dengan total kematian mencapai 1.458 jiwa. Filipina terakhir kali mengalami masing-masing satu kecelakaan penerbangan pada 2019 dan 2020.

Kecelakaan Lion Air di Bali, April 2013 Silam.

Sementara itu Malaysia dan Singapura memiliki angka kecelakaan penerbangan yang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia dan negara tetangga Asia Tenggara lainnya. Malaysia hanya memiliki 37 kecelakaan penerbangan fatal yang merenggut 352 nyawa. Malaysia mengalami masa kelam ketika mengalami empat kecelakaan penerbangan di tahun 1956.

Seperti halnya Malaysia, Singapura jauh lebih sedikit mengalami kecelakaan pesawat. Singapura terakhir kali mengalami satu kecelakaan pesawat dalam waktu lebih dari tiga dekade lalu, tepatnya pada 1967. Di era 1955 Singapura mencatat dua kecelakaan pesawat terbang yang menjadi jumlah terbanyak insiden transportasi udara.

Setali tiga uang dengan Indonesia, dalam lebih dari lima dekade terakhir India juga mencatatkan 210 kecelakaan fatal penerbangan sipil. Sekitar 3.413 nyawa melayang dalam kecelakaan pesawat terbang sejak 1946.



Editor: Cipto Aldi

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook