Pembayaran digital meroket, hasilkan 70,3 miliar transaksi melibatkan 48 pasar global sepanjang 2020.
PINUSI.COM – Pembayaran digital tumbuh pesat selama masa pandemi Covid-19. Terjadi peningkatan sebanyak 41 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga 2025 kelak, diprediksi laju pertumbuhan rata-rata tahunannya akan mencapai 23,6 persen.
Demikian disampaikan ACI Worldwide dan GlobalData dalam laporan anyarnya yang bertajuk bertajuk Prime-Time for Real-Time. Sepanjang 2020 tercatat 70,3 miliar transaksi pembayaran digital real-time yang diproses secara global.
Selain itu—menukil rilis pers—laporan itu juga menganalisa dan memperkirakan volume pembayaran digital real-time, akun per akun, di dunia khususnya di 48 pasar global. Kondisi ini menegaskan bahwa kehadiran pandemi telah menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya pembayaran digital dan infrastruktur pembayaran yang kuat. Pandemi juga berkontribusi terhadap memadatkan inovasi satu dekade dalam menjadi satu tahun, merubah prilaku manusia.
"Negara-negara yang mempunyai infrastruktur pembayaran digital yang kuat telah mengatasi dampak ekonomi dari pandemi ini dengan lebih baik dibanding mereka yang tidak. Pembayaran real-time telah memungkinkan pemerintah, bekerjasama dengan institusi-institusi keuangan, untuk mengakselerasi pencairan dan pembayaran stimulus ekonomi yang dibutuhkan oleh warganya. Mereka juga memberikan likuiditas real-time ke perusahaan-perusahaan yang harus beradaptasi dengan disrupsi pada rantai pasokan," ujar Jeremy Wilmot, Chief Product Officer ACI Worldwide, Senin (12/4/2021).
Samuel Murrant, Lead Analyst Payments dari GlobalData menilai, saat ini pembayaran real-time masih berada pada fase awal di seluruh dunia. Sebagian besar pun masih digunakan untuk pembayaran P2P, yang terjadi di banyak negara.
"Walau begitu, pandemi ini telah memberikan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan instrumen-instrumen tersebut. Ketika konsumen terbiasa dengan kecepatan penyelesaian pembayaran P2P secara real-time, mereka secara alami akan beralih menggunakannya untuk e-commerce, oleh karena pembayaran online menggunakan kartu masih terbilang lebih lambat dan kurang nyaman," tuturnya.
Sementara itu, Indonesia kini berada pada tahap pengembangan dalam peluncuran sistem-sistem pembayaran real-time. Negeri ini memiliki semua keunggulan untuk menjadi negara yang mengadopsi pembayaran real-time yang sangat besar.
Bank Indonesia (BI) berencana merilis sistem IP (Pembayaran Real Time) yang disebut BI-FAST, sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. BI-FAST akan menjadi infrastruktur transfer antarbank yang lebih cepat dan segala pembayaran menggunakan kartu.