Presiden Joko Widodo satu dari sepuluh kepala negara yang ikut dalam forum
PINUSI.COM - Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Major of Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 yang digelar secara daring di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (17/8/2021) malam.
Keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden menuliskan, Presiden Joko Widodo adalah salah satu dari sepuluh kepala pemerintahan yang ikut dalam forum tersebut yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Wamenlu Mahendra Siregar yang mendampingi Presiden Joko Widodo mengatakan, dalam pertemuan MEF 2021, selain kepala pemerintahan yang hadir, forum ini juga dihadiri oleh organisasi multilateral.
“Selain sepuluh kepala pemerintahan, ada juga Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekretaris Jenderal PBB,” ungkap Mahendra.
Pertemuan tersebut untuk menggalang kerja sama negara-negara utama untuk langkah-langkah konkret yang ambisius untuk persiapan pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow bulan November mendatang.
Secara spesifik, tujuan forum tersebut adalah memastikan perubahan suhu dunia tidak melebihi satu setengah derajat celcius. Dalam konteksnya, negara-negara tersebut.
Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pidatonya terkait situasi darurat yang dihadapi dunia.
MEF 2021: Indonesia dalam Bidang energi dan iklim
Disampaikan bahwa Indonesia telah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan serta melakukan akselerasi yang kuat bagi ekonomi berbasis teknologi dan energi hijau.
Selain itu, pertemuan MEF 2021 juga disampaikan bahwa penurunan emisi bidang energi dilakukan dengan berbagai langkah konkrit. Pertama pengembangan energi baru dan terbarukan itu sendiri. Lalu peningkatan efisiensi energi, pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau elektrik dan juga pengembangan salah satunya Kawasan Industri hijau di Kalimantan Utara yang dapat dikatakan adalah yang terbesar di dunia.
Sedangkan untuk transisi energi itu sendiri juga Indonesia secara terbuka menyampaikan peluang kerjasama termasuk investasi dari berbagai pihak dalam pengembangan bahan bakar nabati, pengembangan industri baterai lithium, kendaraan listrik, teknologi carbon capture and storage energy, Kawasan Industri hijau dan mengembangkan pasar karbon atau karbon market di Indonesia kedepan.